Berita

Situs Nonton Film Bioskop Terbaru Pengganti IndoXXI

Tanggal: 09/01/2020

Jakarta, CNN Indonesia -- Situs menonton film streaming IndoXXI telah resmi menghentikan layanan nonton video atau film bioskop secara streaming per Rabu (1/1) kemarin setelah diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Meski begitu, sejumlah pakar mengatakan layanan menonton film bajakan tetap 'eksis' karena masih banyak pilihan alamat domain sebagai wadah untuk menawarkan layanan serupa. Pengamat Keamanan Siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya mengibaratkan pemblokiran situs layaknya film kartel narkoba. Ketika ada pemimpin kartel yang ditangkap, maka posisinya akan segera digantikan oleh orang atau organisasi lain. Sebab, bisnis penyedia layanan menonton film bajakan sudah berjalan dan memberi margin yang menggiurkan. "Alamat situs tinggal diubah dan pilihannya ada 1001, itu praktek yang sudah dilakukan lama sekali. Kalaupun IndoXXI benar menonaktifkan diri seperti yang diumumkan situsnya, pemain lain akan menggantikannya," kata Alfons saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (24/12) lalu. Benar saja, ketika Anda mengetik kata kunci 'situs nonton film streaming' di mesin pencari Google, anda akan disuguhkan dengan situs-situs alternatif seperti,

Selengkapnya ...

Android 10 Diam-diam Punya Fitur Notifikasi Mirip Facebook

Tanggal: 09/01/2020

Android 10 Diam-diam Punya Fitur Notifikasi Mirip Facebook Kompas.com - 02/01/2020, 07:49 WIB BAGIKAN: Komentar Android 10(Blog Google) Penulis Putri Zakia Salsabila | Editor Oik Yusuf KOMPAS.com - Pengguna Facebook pasti mengenal fitur notifikasi  "chat head" berbentuk balon obrolan  yang bisa muncul dengan tampilan mengapung di layar ponsel setiap ada pesan Messenger baru. Android 10 ternyata juga memiliki fitur serupa untuk menampilkan notifikasi. Fitur ini belum resmi digulirkan, tapi sudah ada di dalam Android versi 10 dan bisa diaktifkan secara manual di Settings > Developer Options > Bubbles. Baca juga: Bocoran Jadwal Update Android 10 untuk Ponsel-ponsel Samsung Dengan mengaktifkan bubble notification, aplikasi-aplikasi tertentu seperti Messages bisa menampilkan notifikasi lewat "balon" yang mengapung di layar serupa chat head Facebook, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari XDA Developers, Rabu (1/1/2020). Messages, misalnya, akan menampilkan preview pesan teks yang masuk. Apabila preview di-klik, pengguna akan dibawa ke jendela untuk membalas pesan. Kalau dibiarkan, maka preview akan menghilang dan digantikan titik notifikasi berwarna merah.

Google Message(KOMPAS/Putri Zakia Salsabila) Lewat bubble notification, aneka notifikasi pun bisa disodorkan langsung ke depan mata pengguna sehingga tidak terlewat, meskipun ini dapat pula dirasa mengganggu. Untungnya, Google menyediakan opsi untuk mematikan bubble. Bubble juga bisa digeser-geser agar berpindah tempat di layar, dan dienyahkan dengan cara menggesernya ke bagian bawah layar seperti menghapus widget. Baca juga: Smartphone Baru Keluaran 2020 Wajib Pakai Android 10 Google kabarnya sudah pernah menyalurkan bubble notification dalam OS Android 10 Beta 2 di smartphone Pixel pada April lalu. Fitur itu kemudian urung disematkan dalam Android 10 versi final, tapi tetap ada di bagian developer options OS yang bersangkutan. Agaknya Google sedang menguji fitur bubble notification agar para pengembang aplikasi siap memanfaatkannya saat sudah resmi bergulir nanti, mungkin di Android 11.

Selengkapnya ...

Beasiswa S1 Sains, Komputer dan Teknik NUS di Singapura bagi Siswa SMA Artikel ini telah tayang di

Tanggal: 26/12/2019

KOMPAS.com - National University of Singapore (NUS) menawaran beasiswa S1 luar negeri program Sains dan Teknologi bagi siswa berprestasi kelas 12 dari negara-negara Asia. NUS merupakan universitas terbaik Asia dan menempati peringkat pertama universitas terbaik di Singapura dan Asia Pasifik, serta meraih posisi ke-22 pada peringkat universitas versi THE tahun 2018. Berdasarkan peringkat QS 2019, NUS menempati posisi 11 terbaik dunia. Beasiswa S1 dari NUS ini tidak membutuhkan aplikasi beasiswa khusus. Siswa Indonesia yang mendaftar dan diterima di salah satu program studi sains dan teknis NUS akan langsung dipertimbangkan untuk memperoleh beasiswa luar negeri ini. 

Selengkapnya ...

NASA Eropa Luncurkan Satelit Cari Kehidupan Alien

Tanggal: 26/12/2019

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Antariksa Eropa (United Space in Europe) hari ini (18/12) meluncurkan satelit CHEOPS atau Characterizing Exoplanet Satellite. Satelit ini dirancang untuk mencari kehidupan alien. Dilansir Space.com, satelit CHEOPS lepas landas di atas roket Soyuz dari Pusat Antariksa Guyana, Prancis pukul 3.54 pagi EST waktu setempat. CHEOPS dijadwalkan mengorbit Bumi selama 2,5 jam. Misi utama satelit CHEOPS adalah mengkaji bintang-bintang terang dan relatif dekat dengan planet. Misi ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama planet mengorbit bintang dan ukuran planet itu sendiri. Selain itu, dikutip laman resmi ESA, satelit CHEOPS diluncurkan untuk memahami karakteristik dunia alien yang konon hidup di tata surya kita. Nantinya saat berhasil menyentuh orbit Bumi, CHEOPS langsung mengukur seberapa banyak bintang inang meredup ketika sebuah planet melintas. Studi ini juga dilakukan oleh teleskop milik NASA yakni Kepler, yang saat ini digunakan tim TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite). Mencari "eksistensi" alien di ruang angkasa memang tengah gencar dilakukan badan antariksa dunia. Saat ini, NASA tengah mempersiapkan teleskop ruang angkasa untuk berburu planet alien yang diberi nama 'Starshade'. Pesawat itu dirancang menggunakan teleskop dan pesawat ruang angkasa yang akan terbang sekitar 25 ribu mil atau 400 ribu kilometer. Pesawat Starshade ini dilengkapi dengan tutupan besar yang datar dan digunakan untuk menghalangi cahaya bintang. Tutupan ini serupa dengan bunga yang sedang mekar dan menghalangi cahaya bintang. Sehingga teleksop itu bisa mendapat tampilan orbit planet yang lebih jelas. Metode pemblokiran cahaya bintang merupakan kunci untuk melakukan penglihatan eksoplanet guna melakukan studi mendalam terkait atmosfer planet. Studi semacam itu memiliki potensi untuk mengungkapkan tanda-tanda kehidupan di luar Bumi. Starshade bakal disematkan Wide Field Survey Telescope (WFIRST), sebuah teleskop dengan cermin primer berdiameter 2,4 meter. WFIRST akan membawa teknologi pemblokiran cahaya bintang yang disebut coronagraph. Teknologi Starshade dan coronagraph bekerja secara terpisah namun Bottom mengatakan WFIRST dapat mendeteksi keberadaan Starshade jika di luar jangkauan akibat cahaya bintang yang membentuk pola terang dan gelap di bagian depan teleskop.

Selengkapnya ...

‹ First  < 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 >  Last ›