Berita

Bikin Ngiler, Lewat Teknologi Ini Kamu Bisa Cicipi Makanan yang Tampil di Layar

Tanggal: 29/05/2020

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian dari kamu mungkin sering menonton acara kuliner atau travel di platform berbagi video YouTube dan lainnya, sambil berharap bisa mencicipi dan mencium makanan yang tampil di layar secara langsung. Sebelumnya, sejumlah peneliti telah melakukan beberapa kali percobaan untuk membuat teknologi penciuman. Di masa depan tampaknya kita juga dapat mencicipi makanan melalui layar berkat teknologi bernama Taste Display atau Norimaki Synthesizer. Dikembangkan oleh peneliti bernama Homei Miyashita, Norimaki Synthesizer pada dasarnya adalah display yang dapat dijilat dan mengirimkan rasa dari apa yang kamu lihat di layar ke lidah Anda. Demikian seperti dilansir Ubergizmo, Kamis (27/5/2020). Meskipun tidak terlalu memuaskan dibandingkan dengan menyantap makanan secara langsung, setidaknya teknologi unik ini bisa memberi gambaran tentang apa yang kamu harapkan.

Selengkapnya ...

Pandemi Covid-19 Bikin Unduhan Data Aplikasi Melonjak

Tanggal: 28/05/2020

Penulis Wahyunanda Kusuma Pertiwi | Editor Oik Yusuf KOMPAS.com - Apa yang Anda lakukan untuk membunuh kebosanan selama di rumah saja saat pandemi Covid-19? Kebanyakan orang kemungkinan akan menjawab melakukan kegiatan dengan ponsel. Entah untuk membuka media sosial, melakukan video call untuk bertatap muka virtual dengan sanak kerabat dan kolega, bermain game, atau maraton serial dan film yang belum sempat diselesaikan sebelumnya. Tak heran jika konsumsi data internet untuk mengunduh aplikasi melonjak secara global selama pandemi Covid-19. Belum lagi banyak orang mengunduh aplikasi-aplikasi baru, baik aplikasi telekonferensi, game, atau lainnya. Menurut laporan dari Sensor Tower, pada kuartal-I 2020, konsumsi data untuk mengunduh aplikasi mobile meningkat hingga mencapai 596 petabyte atau 596 juta gigabyte. Jumlah ini meningkat 34 persen jika dibanding periode yang sama tahun lalu. Jika dibanding kuartal-I dalam tiga tahun terakhir, kenaikannya mencapai 52 persen dari rata-rata konsumsi data sebesar 391 petabyte. Dirangkum KompasTekno dari Tech Radar, Rabu (27/5/2020), 596 petabyte hampir setara dengan konsumsi data menonton film di Netflix dengan kualitas 4K selama 53 juta jam. Data ini dihitung dari jumlah unduhan pemasangan pertama dari 250 aplikasi teratas di toko aplikasi utama, seperti Google Play Store dan App Store. Sensor Tower tidak menghitung aplikasi yang diunduh dari APK Mirror atau toko aplikasi sekunder lainnya. Instalasi ulang yang dilakukan Apple ID atau akun Google yang sama juga tidak dihitung dalam riset ini. Menurut Sensor Tower peningkatan konsumsi data pada kuartal terakhir tidak lepas dari ukuran file aplikasi. Disebutkan bahwa 100 aplikasi teratas rata-rata mengalami peningkatan ukuran file. Kenaikan konsumsi data akibat perubahan ukuran file disebut mencapai 10 persen secara year over year. Sebagai perbandingan, pada kuartal-I 2019, total bandwidth yang dihabiskan untuk mengunduh 250 aplikasi teratas mencapai 446 petabyte, turun 4 persen dari periode yang sama tahun 2018 yang mencapai 464 petabyte. Sensor Tower juga meprediksi belanja aplikasi di Google Play Store dan App Store akan mencapai 171 miliar dollar AS (Rp 2.522 triliun) pada tahun 2024 mendatang, meskipun saat ini ekonomi global sedang terdampak pandemi.

Selengkapnya ...

Speaker Pintar Buatan Indonesia Bisa Pantau Informasi Covid-19

Tanggal: 13/05/2020

PT Widya Informasi Nusantara (Widya Wicara) baru saja meluncurkan speaker pintar (smart speaker) buatan Indonesia bernama Widya Wicara Prima. Layaknya smart speaker pada umumnya, perangkat tersebut memiliki kemampuan untuk menerima dan merespon perintah pengguna, termasuk memprediksi cuaca, menjawab pertanyaan pengguna, hingga memainkan musik. Menariknya, speaker Widya Wicara Prima juga bisa dipakai untuk memberikan informasi terkini seputar pandemi Covid-19. "Widya bisa memberikan update terkait virus corona yang melanda Indonesia saat ini. (Fitur) ini kami kemas dalam 'Pantau Corona'," ujar Chief Operation Officer PT Widya Informasi Nusantara, Patrick Simamora dalam konferensi pers virtual, Selasa (12/5/2020). Menurut Patrick, dengan adanya fitur Pantau Corona, pengguna speaker Widya Wicara Prima dapat melontarkan beragam pertanyaan terkait virus yang menyebabkan Covid-19 itu. Beberapa di antaranya seperti jumlah kasus positif corona, jumlah pasien yang sembuh, jumlah pasien yang meninggal, dan lain sebagainya. Pengguna juga bisa meminta Widya, asisten digital speaker tersebut, untuk memberikan informasi virus corona tadi berdasarkan wilayah. Bisa secara keseluruhan (dunia), berdasarkan negara, maupun provinsi secara spesifik. Misalnya, ketika pengguna ingin mencari tahu tentang kasus positif virus corona di Jawa Barat, mereka cukup melontarkan pertanyaan "Halo, Widya, berapa jumlah kasus positif virus corona di Jawa Barat?". Contoh lainnya, jika pengguna ingin mencari tahu berapa orang yang sembuh dari Covid-19 di seluruh dunia, mereka bisa menanyakan "Berapa orang yang sembuh dari virus corona di dunia?". Berdasarkan pantauan KompasTekno di aplikasi Widya Wicara, Selasa (12/5/2020) perusahaan ini tampak menggandeng situs kawalcorona.com untuk memberikan data terbaru soal Covid-19. Situs tersebut dibuat dan dikelola oleh komunitas asal Indonesia bernama Ethical Hacker Indonesia. Situs kawalcorona.com sendiri merangkum data seputar pandemi Covid-19 berdasarkan informasi terikini yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan.

Selengkapnya ...

Seputar Hujan Meteor Jatuh 8 Mei 2020, Ini Faktanya!

Tanggal: 11/05/2020

Jakarta - Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh NASA, asteroid dapat menimbulkan ledakan besar di atmosfer jika menabrak Bumi. Tapi apakah benar? Menurut International Business Times, Selasa (17/3/2020) asteroid yang dinamakan 2020 EF ini terus dipantau oleh Center for Near Earth Object Studies (CNEOS). Kala itu, asteroid tersebut sedang menuju Bumi dengan kecepatan 16.000 km/jam. Menurut data CNEOS, 2020 EF merupakan asteroid Aten atau asteroid yang orbitnya melintasi jalur orbit Bumi. Asteroid ini mengikuti orbit yang sangat luas di sekitar Matahari dan hampir memiliki jalur orbit yang sama seperti Bumi. Karena ukurannya tidak begitu besar, 2020 EF kemungkinan tidak akan meninggalkan kawah meteor yang besar ketika menghantam bumi. Asteroid ini akan terpecah-pecah ketika memasuki atmosfer bumi dan meledak di langit. Sementara itu dikutip dalam Website Pusat Sains Lapan disebutkan pada pertengahan Ramadhan ada asteroid yang mendekati bumi yaitu Asteroid 2016 HP6 dan Asteroid 2009 XO. Asteroid 2009XO akan mendekati bumi pada Kamis (07/05/2020) pukul 12.17 atau malam 15 Ramadhan 1441 H pukul 19.17 WIB. Asteroid ini juga tidak mudah untuk diamati. Dikutip dari CNN Indonesia, LAPAN dan Observatorium Bosscha mengatakan asteroid akan berada dekat dengan bumi pada 8 Mei 2020 pukul 04.49 WIB. Artinya tanggal tersebut bertepatan pada pada 15 Ramadhan 1441 atau pertengahan bulan Ramadhan 1441 H. Sedangkan mulai tanggal 19 April hingga 28 Mei, hujan meteor Eta Aquariid yang berasal dari sisa komet Halley akan mencapai puncak pada 5 Mei. Hujan meteor ini akan tampak datang dari rasi Aquarius dan bisa diamati lewat tengah malam sampai jelang fajar, sekitar pukul 01: 26. Momen hujan meteor ini terjadi ketika Bumi melewati jejak lintasan Komet Halley yang berisi batuan dan es. Jejak ekor komet itu sebagian masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar, sehingga menyebabkan hujan meteor. Berbeda dengan asteroid Asteroid 2016 HP6 dan Asteroid 2009 XO, hujan meteor Eta Aquariid ini bisa dilihat tanpa bantuan teleskop. NASA mengatakan masyarakat hanya cukup beradaptasi dengan kegelapan langit selama 30-45 menit untuk menangkap momen hujan meteor itu. Hujan meteor puncak Eta Aquarids terjadi selama awal Mei setiap tahunnya.

Selengkapnya ...

‹ First  < 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 >  Last ›