Berita

Dana Tuntaskan Implementasi 100% QRIS

Tanggal: 13/03/2020

Jakarta, Selular.ID – Penerapan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), merupakan kebijakan dan langkah strategis Bank Indonesia (BI). Karena melalui penerapan dan pemasyarakatan QRIS pemberdayaan ekonomi berbasis teknologi digital akan mampu menyentuh lapisan dan segmen masyarakat makin luas. Dan Dana menegaskan bahwa sebagai dompet digital, Dana menjadi satu penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP) yang telah 100%”, menuntaskan QRIS Dina Artarini, Chief Legal and Compliance Officer Dana mengatakan, penerapan QRIS diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam menggunakan dompet digital dalam transaksi di merchant yang menyediakan QR Code bertanda QRIS. QR Code ini disediakan oleh PJSP manapun aplikasi pembayaran digital yang juga sudah mengimplementasikan QRIS. “Karena melalui penerapan QRIS, pemberdayaan ekonomi berbasis teknologi digital akan mampu menyentuh lapisan dan segmen masyarakat yang makin luas,” kata Dina, Di Jakarta (10/03/20). Saat ini, dikatakan Dina, penerapan QRIS di Dana telah menunjukan efektivitasnya. Dana mencatat sejak penerapan pertama Qris, 28% transaksi di merchant, – merchant Dana berasal dari pengguna PJSP lain. “QRIS berperan signifikan dalam mengakselerasi kelancaran bertransaksi nontunai digital di lebih dari 100.000 mitra bisnis Dana yang berasal dari berbagai skala usaha, UMKM, hingga perusahaan besar,” kata Dina. Dina menyebut implementasi QRIS menjadi jembatan yang efektif dalam mengedukasi masyarakat untuk mengenal konsep dompet digital secara utuh melalui penggunaan dompet digital Dana di setiap transaksi digital. “Masyarakat dapat merasakan praktisnya bertransaksi karena dengan Dana mereka tak perlu repot melakukan top-up saldo. Peace of mind masyarakat juga terbangun berkat adanya fitur Dana Protection yang dihadirkan oleh Dana,” tambahnya. Dina menambahkan bagi pengguna Dana tidak ada perbedaan cara bertransaksi dengan QRIS menggunakan aplikasi Dana. Pengguna Dana, cukup memindsi Kode Qris yang tersedia di merchant Dana dan memilih sumber dana untuk pembayaran yang suudah mengimplementasikan QRIS dan selanjutnya melakukan pemindaian kode Qris yang tersedia di merchant Dana.

Selengkapnya ...

Apple dan Google Tarik Aplikasi Terkait Virus Corona

Tanggal: 13/03/2020

Jakarta, CNN Indonesia -- Dua perusahaan teknologi raksasa Amerika, Apple dan Google menarik aplikasi berkaitan dengan virus corona novel (COVID-19) yang beredar di toko aplikasi mereka yaitu App Store dan Play Store. Sebab, aplikasi tersebut bukan berasal dari institusi yang diakui pemerintah untuk menyalurkan informasi soal corona. Menurut keterangan empat pengembang aplikasi yang ditolak Apple, aplikasi mereka itu memuat daftar negara mana saja yang terinfeksi virus corona berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Salah satu pengembang mengatakan kepada jurnalis CNBC bahwa pihak Apple menjelaskan melalui sambungan telepon bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan corona, mesti dirilis oleh organisasi kesehatan resmi atau pemerintah. Tiga pengembang lainnya mendapat keterangan rilis dari Apple yang tertulis, "aplikasi yang memuat informasi medis saat ini perlu diajukan oleh lembaga yang diakui." Sementara perusahaan mesin pencari, Google memblokir hasil pencarian soal virus corona dan COVID-19 seperti dilansir The Verge. Artinya, jika pengguna memasukkan kata kunci 'virus corona' atau COVID-19 di Google Play Store, maka akan muncul tulisan No results found for "coronavirus" (tidak ada hasil untuk pencarian virus corona). Namun setelah ditelusuri CNNIndonesia.com, untuk pencarian menggunakan kata kunci "COVID-19" di Google Play Store, ada beberapa aplikasi yang berkaitan dengan corona seperti Provides Information on New Corona Virus, Coronavirus Tracker, COVID-19, dan lainnya. Sampai hari ini (6/3), jumlah korban terinfeksi virus corona di seluruh dunia berjumlah 97.885 orang. Sedangkan pasien yang sembuh mencapai 53.769 orang. Lalu data korban meninggal virus corona sampai saat ini berjumlah 3.348 orang. Jumlah kasus tertinggi masih ditempati China dengan 80.422 orang terjangkit. Sedangkan total orang yang meninggal akibat virus corona mencapai 3.013 orang, dan yang sembuh berjumlah 52.239 orang. (din/mik)

Selengkapnya ...

Kecerdasan Buatan Bisa Deteksi Corona hingga Kanker

Tanggal: 13/03/2020

Jakarta, CNN Indonesia -- Kecerdasan buatan (artificial intellegence/ AI) diprediksi akan berperan penting dalam diagnosa penyakit. Berbagai penelitian telah memprediksi kecerdasan buatan bisa mendiagnosis bahwa seseorang bakal terkena kanker, jauh sebelum penyakit mematikan itu datang. AI juga diprediksi mampu melakukan pendeteksian virus Corona (Covid-19). Prediksi tersebut diwujudkan oleh Alibaba yang mengklaim memiliki sistem kecerdasan buatan  yang dapat mendeteksi virus corona alias Covid-19. Alibaba mengaku alat itu dapat mendeteksi Covid-19 dalam hitungan detik dengan akurasi mencapai 96 persen. Sistem AI yang dibangun oleh Alibaba memanfaatkan CT scan untuk mendeteksi Covid-19. Berbeda dengan manusia yang membutuhkan waktu 15 menit, sistem AI Alibaba hanya membutuhkan waktu 20 detik untuk mendiagnosis ratusan gambar CT scan, seperti dilansir The Next Web. Laporan Inventure mengatakan AI bisa mendiagnosis bahwa seseorang bisa terkena kanker dari jauh-jauh hari. Oleh karena itu berbagai upaya pencegahan bisa dilakukan, katakan 10 atau 20 tahun sebelum kanker terjadi. Inilah yang disebut predictive care.  Beragam wearables dan sensors nantinya akan diimplan di dalam tubuh manusia sehingga bisa memonitor fungsi setiap organ tubuh dalam 24 jam. Begitu penyimpangan terjadi, predictive analytics AI akan mampu mengetahui risiko penyakit yang bakal muncul di masa depan. Sepuluh tahun ke depan kerjasama dokter dan mesin AI untuk mendiagnosis dan mengobati akan menjadi mainstream dan fenomena keseharian. Bahkan akan datang masanya, di mana dokter harus berkonsultasi dengan dokter. Jika dokter tidak berkonsultasi dengan AI maka itu bisa dianggap malpraktik. Laporan secara garis besar membagi AI ke dalam tiga kelompok, yakni  Narrow Intelligence (ANI), Arficial General Intelligence (AGI), dan Arficial Super Intelligence (ASI). ANI mengacu kepada kemampuan AI untuk melakukan pekerjaan tunggal seperti Siri memahami omongan manusia atau Deep Blue bisa mengalahkan grand master Garry Kasparov dalam bermain catur. AGI mengacu pada kemampuan AI yang mampu mengerjakan seluruh pekerjaan inteligensi manusia. Sementara ASI adalah ketika AI mampu mengungguli kecerdasan manusia. Dekade 2020an adalah era kejayaan ANI dimana pekerjaan-pekerjaan manusia bakal tergantikan oleh mesin AI. McKinsey (2017) memprediksi hingga tahun 2030 setidaknya 800 juta pekerjaan yang sudah obsolet akan "dibunuh" oleh otomasi AI. Sementara pada dekade 2030an akan mengarah ke era AGI dimana kemampuan AI akan setara dengan kemampuan kepintaran manusia seperti dikatakan oleh Ray Kurzweil, seorang futurist AI terkemuka.  Kruzweil memprediksi komputer akan memiliki kepintaran manusia pada 2029.  

Selengkapnya ...

Tangkal Corona, Pemilik Disarankan Rajin Bersihkan Ponsel

Tanggal: 13/03/2020

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilik ponsel disarankan membersihkan ponsel minimal satu kali sehari agar tak terinfeksi bakteri sampai virus corona yang dikabarkan sudah menjangkit dua warga Depok. Sebab menjaga kebersihan dianggap sebagai cara terbaik untuk melawan penyebaran virus corona. Beberapa bakteri kemungkinan bersarang di ponsel, seperti E.Coli, Staphylococcus aureus hingga Streptococcus. Bahkan bukan hal mustahil apabila bakteri Corona juga bersarang di ponsel. Berikut beberapa tips agar pengguna bisa membersihkan dan meminimalisir jumlah bakteri dari ponsel.

Selengkapnya ...

‹ First  < 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 >  Last ›