Berita

Tantangan Penerapan "Artificial Inteligence" di Indonesia Artikel ini telah tayang di Kompas.com de

Tanggal: 13/03/2019

JAKARTA, KOMPAS.com - Menurut studi yang dilakukan Microsoft bersama dengan firma riset IDC tentang adopsi kecerdasan buatan ( artificial intelligence/AI) di kawasan Asia Pasifik, menemukan fakta bahwa Indonesia ternyata masih minim mengadopsi teknologi tersebut. Survei bertajuk "Future Ready Business: Assessing Asia Pasific's Growth Potential Through AI" ini menunjukkan bahwa hanya 14 persen perusahaan di Indonesia yang telah benar-benar telah mengadopsi AI secara total. Rendahnya adopsi AI di perusahaan Indonesia, ditengarai karena pandangan antara pemimpin dan karyawan mengenai implementasi AI. Terutama masih banyaknya pekerja yang skeptis dengan adopsi AI di perusahaannya. "Pegawai lebih skeptikal dibanding pemimpin bisnis tentang pengadopsian AI di organisasi mereka," ungkap Haris Izmee, Presiden Direktur Microsoft Indonesia dalam sebuah acara temu media di Jakarta, Rabu (12/3/2019). Haris menjabarkan tiga hal yang menjadi tantangan adopsi AI di Indonesia. Tantangan pertama adalah kepemimpinan (leadership), di mana menurutnya masih banyak pemimpin bisnis yang masih belum berkomitmen untuk investasi AI. "Masih ada pemimpin bisnis yang belum berani mengambil pendekatan untuk implementasi (untuk adopsi) AI," jelasnya. Kemudian, tantangan kedua adalah soal keterampilan, terutama pegawai yang menurutnya butuh lebih banyak ditingkatkan. Terakhir, Haris menyebut kebudayaan menjadi tantangan lain dalam adopsi AI di Indonesia. Kebudayaan di sini lebih ditujukan pada kebudayaan yang berlaku di masing-masing perusahaan. "Kebudayaan ada hubungannya dari segi skill dan leadership. Pemimpin harus mengatur kondisi untuk mengadopsi AI dan berinvestasi dengan melakukan pelatihan di perusahaan mereka," ujarnya. Saat ditanya apakah infrastruktur turut ambil andil dalam lambannya adopsi AI, menurut Haris, justru saat ini pemerintah sudah mulai tertarik untuk mulai mengeksekusinya. Ia mencontohkan saat penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang. "Asian Games juga menggunakan AI untuk mengawasi kondisi stadion dan memastikannya aman untuk semua orang," contohnya. Skill untuk AI Soal skill, Haris mengungkap ada tiga softskill utama yang banyak dibutuhkan di Indonesia. Pertama adalah kepemimpinan dan manajemen, kewirausahaan, dan keterampilan mengambil inisiatif, serta keterampilan berpikir analitis. Sementara untuk ketrampilan teknologi yang paling banyak dibutuhkan saat ini adalah keterampilan teknologi, seperti TI dan programing. Studi ini juga menemukan fakta bahwa mulai banyak perusahaan yang menyadari pentingnya re-skliling dan re-training bagi karyawannya untuk menghadapi perubahan lansekap bisnis. Untuk membantu memberdayakan karyawan, 81 persen pelaku bisnis memprioritaskan pemberdayaan keterampilan karyawan di masa depan melalui alokasi investasi. Sebagian besar perusahaan mengalokasikan investasi pada sistem AI dan keterampilan pegawai. Namun, dari data yang diperoleh, 48 persen pemimpin bisnis belum menerapkan rencana untuk membantu karyawannya memperoleh keterampilan yang tepat. Sebanyak 20 persen merasa bahwa karyawannya tidak tertarik mengembangkan keterampilan baru. Padahal data menunjukkan, hanya 2 persen karyawan saja yang tidak tertarik memperoleh keterampilan baru.

Selengkapnya ...

Satelit Nusantara Satu dari PSN Berhasil Mengudara

Tanggal: 23/02/2019

Liputan6.com, Jakarta - Pasifik Satelit Nusantara (PSN) mengumumkan telah berhasil meluncurkan Satelit Nusantara Satu. Adapun proses peluncuran dilakukan dari Cape Carnaval, Florida, Amerika Serikat menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX. "Alhamdullilah, Kamis malam pukul 20.45 waktu California atau 08.45 waktu Indonesia Barat, satelit PSN berhasil meluncur. Nusantara Satu merupakan High Throughput Satellite (HTS) pertama dari Indonesia," tutur Direktur Jaringan PSN Heru Dwikartono saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (22/2/2019). Rencananya, satelit ini akan menempati slot orbit 146 derajat bujur timur (BT) dan berada tepat di atas Papua. Menurut Heru, setidaknya diperlukan waktu dua minggu, sebelum Nusantara Satu mengisi slot orbit tujuannya. "Setelah itu, kami akan melakukan sejumlah uji coba untuk mengetahui kinerja saat tiba di orbit," tutur Heru menjelaskan. Nusantara Satu memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder extended C-Band serta delapan spot beam Ku-Band dengan total kapasitas bandwith 15Gbps. Lebih lanjut disebutkan C-band dari Nusantara Satu akan mencakup wilayah Asia Tenggara. Sementara untuk Ku-band akan meliputi wilayah Indonesia yang terdiri dari delapan spot beam pada sistem HTS. Nusantara Satu juga menggunakan teknologi Next Generation Electric Propulsion yang membuat berat satelit sangat ringat dan menjadikan biaya investasi lebih terjangkau. Adapun investasi yang dikeluarkan untuk satelit ini mencapai US$ 250 juta, sedangkan biaya peluncuran sekitar US$ 60 juta. Saat meluncur, Nusantara Satu memilki bobot hingga 4.100kg. Satelit ini diproduksi oleh Space System Loral (SSL) ini menggunakan platform SSL-1300-140 yang sanggup mengorbit selama lebih dari 15 tahun. Heru menuturkan Nusantara Satu memiliki kapasitas yang lebih besar dari satelit konvesional, hingga tiga kali lipat. Adapun kapasitas Nusantara Satu sendiri memiliki kapasitas hingga 15Gbps.

Selengkapnya ...

Seperti Apa Tampilan Laman World Wide Web pada 1990?

Tanggal: 22/02/2019

Liputan6.com, Jakarta - World Wide Web (www) memasuki usia 30 tahun. Untuk merayakan usianya yang mencapai 3 dekade, para pengembang dan desainer CERN membuat versi original dari browser WorldWideWeb yang bisa berjalan di browser modern. Dibandingkan dengan web saat ini, web dengan teknologi lampu terlihat sangat tua. Namun, dari desain lawas tersebut, pengguna sekarang bisa mengetahui, versi online paling awal berwarna abu-abu kusam, bukan kekinian seperti saat ini. Sekadar informasi, proposal asli untuk World Wide Web diterbitkan oleh ilmuwan CERN Tim Berners-Lee pada Maret 1989. Proposal tersebut menjadi dasar untuk "web" dokumen hiperteks yang belum sempurna yang dapat dilihat melalui browser. Mengutip laman Gizmodo, Jumat (22/2/2019), aplikasi browser pertama "WorldWideWeb" dikembangkan pada mesin NeXT dan diluncurkan pada Desember 1990. Berdasarkan tampilan gambar di atas, tidak bar untuk menempatkan alamat di sana. Selain itu, tidak ada warna apapun, sebab komputer NeXT Lee Berners yang dipakai untuk mengembangkan World Wide Web hanya mendukung greyscale saat itu. Selain itu, tidak terlampir gambar apapun. Foto baru masuk ke Web pada 1992. Saat itu foto pertama adalah promo untuk komedi berjudul Les Horribles Cernettes yang saat itu merupakan teman dari Berners Lee.

Selengkapnya ...

Driver Go-Jek Masih Boleh Pakai GPS, Ini Syaratnya

Tanggal: 13/02/2019

JAKARTA, KOMPAS.com - Go-Jek mengapresiasi aturan baru tentang pelarangan penggunaan Global Positioning System ( GPS) saat berkendara. "Kami mengimbau mitra dan penumpang. Kalau penumpang, pastikan alamatnya (jemput dan tujuan) sesuai dan mitra kalau mau pakai GPS, sebaiknya diatur sebelum berkendara," ujar Michael Say, VP Corporate Affairs Go-Jek. Maksudnya, sebelum turun ke jalan, mitra driver hendaknya menentukan dulu tempat tujuan di aplikasi berbasis GPS, baru kemudian mulai berkendara sehingga tak perlu lagi mengoprek ponsel sambil mengemudi. GPS "Bukannya tidak boleh menggunakan GPS. Boleh menggunakan, tapi sebelum trip dilaksanakan. Jadi, tidak boleh (mengutak-atik GPS di ponsel) sambil dipegang dengan satu tangan, misalnya," kata Michael saat ditemui KompasTekno, Selasa (12/2/2019) di Jakarta. "Mereka (driver) tidak boleh main ponsel di jalan, jadi ya imbauan kami itu," tambahnya. Imbauan Michael senada dengan pernyataan dari Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Refdi Andri dalam kesempatan berbeda. Menurut Refdi, kesibukan mengutak-atik ponsel selagi berkendara akan menurunkan tingkat konsentrasi dan bisa memicu kecelakaan lalu lintas. "Jadi berhenti dulu, setelah tujuannya sudah ada maka boleh berjalan lagi sambil menggunakan GPS. Tapi kalau pakai GPS sambil pegang ponsel dan kendaraan sambil jalan, itu yang jelas dilarang," kata Refdi. Penggunaan ponsel atau GPS dikaitkan dengan ativitas mengganggu konsentrasi dalam berkendara. Hal itu tertuang dalam Pasal 106 Ayat 1 dan Pasar 283 UU 22 Tahun 2009 mengenai Lalu lintas dan Angkutan jalan (LLAJ). Pasal tersebut menyebutkan tiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib berkendara dengan wajar dan penuh konsentrasi. Apabila ketahuan melakukan kegiatan lain saat berkendara atau dipengaruhi oleh keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi, ada ancaman pidana kurungan maksimal 3 bulan dan denda paling banyak Rp 750.000.

Selengkapnya ...

‹ First  < 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 >  Last ›