Berita

Pemerintah Bagi-bagi Kuota Data Gratis 10 GB, Hoaks atau Fakta?

Tanggal: 06/05/2020

KOMPAS.com - Sebuah pesan yang menyebut bahwa pemerintah membagi-bagikan kuota data internet sebesar 10 GB tengah beredar luas lewat WhatsApp. Isi pesan tersebut mengatakan bahwa kuota data ini dibagikan secara cuma-cuma untuk melawan Covid-19. "Meskipun kita diwajibkan untuk tetap di rumah, tapi sangat penting untuk kita tetap berhubungan dengan kerabat maupun keluarga," bunyi potongan pesan itu.  "Maka dari itu pemerintah bekerja sama dengan seluruh provider di Indonesia membagikan kuota sebesar 10 GB," lanjut isi pesan. Dalam pesan tersebut tercantum pula sebuah tautan yang mengarahkan pengguna ke halaman sebuah situs yang mencurigakan. Di dalam halaman tersebut, pengguna diminta untuk mengklik sebuah tombol persetujuan guna mendapatkan kuota internet 10 GB tersebut.  Ketika coba diakses oleh KompasTekno, Selasa (5/5/2020) siang sekitar pukul 12.00 WIB, situs dimaksud sudah tidak bisa diakses menggunakan sebagian layanan operator seluler. Tapi masih ada juga yang bisa membukanya. Dipastikan hoaks

Selengkapnya ...

Menkominfo Jamin Keamanan Data Aplikasi Pelacak Covid-19

Tanggal: 20/04/2020

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menjamin aplikasi pelacak virus corona (Covid-19) PeduliLindungi aman digunakan oleh masyarakat karena memerhatikan perlindungan data pribadi pengguna. Aplikasi ini mampu melakukan penelusuran dan pergerakan pasien Covid-19 selama 14 hari ke belakang. Aplikasi buatan Indonesia yang bisa diunduh di Play Store maupun di App Store ini juga akan memberi tahu pengguna apabila pernah berinteraksi dengan pasien corona. "Aplikasi (ini) ada yang sampaikan di media sosial tidak aman, saya tegaskan aplikasi ini aman, data-data terkait data pribadi telah kami lindungi melalui keputusan menteri," kata Johhny dalam jumpa pers virtual, Sabtu (18/4). Johnny telah memerintahkan kepada pengelola aplikasi untuk menghapus seluruh data pengguna pada saat kondisi darurat berakhir. "Kami mewajibkan semua pihak yang mengelola aplikasi untuk menghapus dan membersihkan data nanti di saat keadaan masa darurat ini berakhir," kata Johnny Lebih lanjut, Johnny mengatakan saat ini aplikasi telah diunduh lebih dari 1,9 juta. Di sisi lain, ia berharap lebih banyak lagi masyarakat yang mengunduh aplikasi PeduliLindungi, mengingat di Indonesia saat ini tercatat ada 100 juta orang memiliki ponsel pintar. Agar memancing jumlah pengunduhan aplikasi, Johnny kemudian meminta aparatur sipil negara (ASN), anggota TNI dan Polri, serta pegawai Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) dan anak perusahaan agar mengambil inisiatif mengunduh PeduliLindungi. "Kami mewajibkan semua pihak yang mengelola aplikasi untuk menghapus dan membersihkan data nanti di saat keadaan masa darurat ini berakhir," kata Johnny. Lebih lanjut, Johnny mengatakan saat ini aplikasi telah diunduh lebih dari 1,9 juta. Di sisi lain, ia berharap lebih banyak lagi masyarakat yang mengunduh aplikasi PeduliLindungi, mengingat di Indonesia saat ini tercatat ada 100 juta orang memiliki ponsel pintar. Agar memancing jumlah pengunduhan aplikasi, Johnny kemudian meminta aparatur sipil negara (ASN), anggota TNI dan Polri, serta pegawai Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) dan anak perusahaan agar mengambil inisiatif mengunduh PeduliLindungi.

Selengkapnya ...

Satelit Nusantara Dua Gagal Mengorbit, Layanan Penyiaran Tetap Aman Artikel ini telah tayang di Kom

Tanggal: 13/04/2020

JAKARTA, KOMPAS.com - Satelit Nusantara Dua yang meluncur dari Xichang Satellite Launch Center (XLSC) di Xichang, China, Kamis (9/4/2020) malam pukul 19.46 WIB, gagal mengorbit. Kegagalan disebabkan anomali ketika roket Long March-3B tiba pada tahap pelepasan roket ketiga. Satelit yang merupakan hasil kolaborasi Indosat Ooredoo melalui perusahaan joint venture PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera itu diproyeksikan menggantikan satelit Palapa-D di slot orbit 113 Bujur Timur, yang akan berhenti mengorbit selambatnya akhir Juli 2020. Meski Nusantara Dua gagal mengorbit menggantikan Palapa-D, Kementerian Komunikasi dan Informatika memastikan layanan penyiaran (broadcast) di Indonesia akan tetap aman. Diketahui selama ini satelit Palapa-D menampung hampir seluruh layanan broadcast di Indonesia. Ada 23 lembaga penyiaran televisi dan delapan radio yang memanfaatkan satelit tersebut. " Kominfo bekerja sama dengan operator satelit (International Telecommunication Union/ITU) memastikan bahwa layanan penyiaran televisi dan radio yang selama ini dilakukan satelit Palapa-D akan tetap dijamin pemancarannya," jelas Menkominfo, Johnny G Plate, dalam konferensi pers yang disiarkan secara live streaming, Jumat (10/4/2020). Kominfo juga akan menjelaskan kegagalan peluncuran satelit Nusantara Dua ini di forum ITU, agar Indonesia tetap bisa menggunakan satelit di slot orbit 113 Bujur Timur. Kominfo juga telah membahas masalah ini dengan Indosat Ooredoo dan PT PSN, agar tidak ada interupsi pelayanan untuk lembaga penyiaran. Bayu Hanantasena selaku Chief Business Officer Indosat Ooredoo mengatakan, meski masa operasional Palapa-D akan berakhir dan satelit Nusantara Dua gagal mengorbit untuk menggantikan, pihaknya telah menyiapkan rencana alternatif. "Kami sudah melaksanakan rencana bisnis berkesinambungan, salah satunya dengan mencari satelit pengganti," kata Bayu di kesempatan yang sama. Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kominfo, Ismail menjelaskan bahwa Kominfo juga akan mengirim surat kepada ITU, selaku regulator satelit yang memberikan hak penggunaan slot orbit 113 Bujur Timur.Kominfo akan meminta ITU untuk menetapkan status force majeure. Ismail mengatakan, kejadian serupa pernah terjadi sekitar tiga tahun lalu terhadap satelit Telkom. "Dalam kondisi yang demikian, secara normalnya kita akan mendapatkan perpanjangan waktu untuk menyiapkan satelit pengganti baru, agar seluruh frekuensi di dalam slot orbit tersebut tetap menjadi milik Indonesia" jelas Ismail. Ismail mengatakan, pemerintah akan menyampaikan proposal dan menyampaikan penyebab kegagalan peluncuran satelit, sebelum sidang radio regulation board yang digelar pada 15 Juni mendatang. Menkominfo Johnny Plate sendiri mengonfirmasi bahwa satelit Palapa-D akan deorbit (berhenti mengorbit) selambat-lambatnya akhir Juli 2020 nanti. Satelit Nusantara Dua memiliki bobot 5.550 kilogram dengan kapasitas FSS Transponder C-band 20×36 MHz dan High Throughput Satellite (HTS) 9,5 Gbps. Satelit ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan broadband dan boradcast di Indonesia.

Selengkapnya ...

Virus corona: Bagaimana China mengatasi wabah Covid-19 melalui teknologi tersembunyi, dengan pendudu

Tanggal: 11/04/2020

Pembicaraan soal penanganan virus corona di China tak terlepas dari pembicaraan soal teknologi canggih. Robot diperbantukan mengantar makanan di rumah sakit, adanya kamera yang bisa mengenali wajah dan mengukur suhu tubuh, atau drone yang memaksa karantina dan penutupan wilayah. Namun bagaimana dengan teknologi tersembunyi mereka? China memiliki sistem pengawasan canggih yang bisa melacak warga negara mereka, baik secara daring maupun luring. Dan sistem ini terbukti sangat efektif selagi pandemi. Jaringan pengawasan terhadap warga ini telah beberapa dekade dibangun oleh Partai Komunis China. Selama ini mereka selalu dikritik di seluruh dunia karena hal itu. Namun ketika dunia sedang dicengkram oleh Covid-19, beberapa negara mencoba melihat model China sebagai jawaban. Menurut Wartawan BBC di Seoul Laura Bicker, pemerintah Korea Selatan menggunakan telepon untuk mengetahui lokasi kita berada, dan mengirimkan pesan darurat ketika kita mendekat ke lokasi di mana pasien yang terkonfirmasi berada. Lalu Singapura, Israel, Iran, Taiwan dan Rusia mengadopsi sebagian atau keseluruhan metode yang dipakai China untuk memanfaatkan kekuatan data. Lebih banyak lagi negara yang diperkirakan akan mengikuti.

Selengkapnya ...

‹ First  < 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 >  Last ›