Berita

Beasiswa S1 Sains, Komputer dan Teknik NUS di Singapura bagi Siswa SMA Artikel ini telah tayang di

Tanggal: 26/12/2019

KOMPAS.com - National University of Singapore (NUS) menawaran beasiswa S1 luar negeri program Sains dan Teknologi bagi siswa berprestasi kelas 12 dari negara-negara Asia. NUS merupakan universitas terbaik Asia dan menempati peringkat pertama universitas terbaik di Singapura dan Asia Pasifik, serta meraih posisi ke-22 pada peringkat universitas versi THE tahun 2018. Berdasarkan peringkat QS 2019, NUS menempati posisi 11 terbaik dunia. Beasiswa S1 dari NUS ini tidak membutuhkan aplikasi beasiswa khusus. Siswa Indonesia yang mendaftar dan diterima di salah satu program studi sains dan teknis NUS akan langsung dipertimbangkan untuk memperoleh beasiswa luar negeri ini. 

Selengkapnya ...

NASA Eropa Luncurkan Satelit Cari Kehidupan Alien

Tanggal: 26/12/2019

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Antariksa Eropa (United Space in Europe) hari ini (18/12) meluncurkan satelit CHEOPS atau Characterizing Exoplanet Satellite. Satelit ini dirancang untuk mencari kehidupan alien. Dilansir Space.com, satelit CHEOPS lepas landas di atas roket Soyuz dari Pusat Antariksa Guyana, Prancis pukul 3.54 pagi EST waktu setempat. CHEOPS dijadwalkan mengorbit Bumi selama 2,5 jam. Misi utama satelit CHEOPS adalah mengkaji bintang-bintang terang dan relatif dekat dengan planet. Misi ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama planet mengorbit bintang dan ukuran planet itu sendiri. Selain itu, dikutip laman resmi ESA, satelit CHEOPS diluncurkan untuk memahami karakteristik dunia alien yang konon hidup di tata surya kita. Nantinya saat berhasil menyentuh orbit Bumi, CHEOPS langsung mengukur seberapa banyak bintang inang meredup ketika sebuah planet melintas. Studi ini juga dilakukan oleh teleskop milik NASA yakni Kepler, yang saat ini digunakan tim TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite). Mencari "eksistensi" alien di ruang angkasa memang tengah gencar dilakukan badan antariksa dunia. Saat ini, NASA tengah mempersiapkan teleskop ruang angkasa untuk berburu planet alien yang diberi nama 'Starshade'. Pesawat itu dirancang menggunakan teleskop dan pesawat ruang angkasa yang akan terbang sekitar 25 ribu mil atau 400 ribu kilometer. Pesawat Starshade ini dilengkapi dengan tutupan besar yang datar dan digunakan untuk menghalangi cahaya bintang. Tutupan ini serupa dengan bunga yang sedang mekar dan menghalangi cahaya bintang. Sehingga teleksop itu bisa mendapat tampilan orbit planet yang lebih jelas. Metode pemblokiran cahaya bintang merupakan kunci untuk melakukan penglihatan eksoplanet guna melakukan studi mendalam terkait atmosfer planet. Studi semacam itu memiliki potensi untuk mengungkapkan tanda-tanda kehidupan di luar Bumi. Starshade bakal disematkan Wide Field Survey Telescope (WFIRST), sebuah teleskop dengan cermin primer berdiameter 2,4 meter. WFIRST akan membawa teknologi pemblokiran cahaya bintang yang disebut coronagraph. Teknologi Starshade dan coronagraph bekerja secara terpisah namun Bottom mengatakan WFIRST dapat mendeteksi keberadaan Starshade jika di luar jangkauan akibat cahaya bintang yang membentuk pola terang dan gelap di bagian depan teleskop.

Selengkapnya ...

Pakar Siber Ungkap Potensi Data Penduduk Bocor dari Dukcapil

Tanggal: 18/12/2019

Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) menegaskan kerjasama antara lembaga dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) semakin meningkatkan potensi serangan siber yang mengakibatkan kebocoran data kependudukan. Belum lagi mengingat Indonesia belum memiliki aturan Perlindungan Data Pribadi. ICSF mengambil contoh kebocoran data pengguna Facebook akibat kerja sama dengan Cambridge Analytica. ICSF mengatakan saat ini Dukcapil telah bekerja sama dengan 1.350 lembaga dengan tujuan proses verifikasi e-KYC (Electronic Know Your Customer), termasuk di dalamnya verifikasi data NIK, e-KTP, dan foto wajah. "ICSF sebut ada kasus Facebook, raksasa dan perintis teknologi. Ketika dia buat perjanjian dengan Cambridge Analytica, data mereka bocor. Di industri keuangan ada Equifax," ujar Ketua ICSF Ardi Sutedja, dalam diskusi dengan awak media di wilayah Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (17/12). Ardi mengatakan kerja sama harus yang melibatkan data pribadi dalam KTP harus disikapi dengan kehati-hatian karena berdampak ke masyarakat luas. Belum lagi mengingat data-data tersebut juga memiliki nilai ekonomis. "Data yang dicuri ini bernilai ekonomi. Jadi bisa diperjualbelikan," katanya. Ardi mengatakan memang secara fisik memang data-data tersebut terlihat aman, tapi sesungguhnya data tersebut bisa disalin. Maka dibutuhkan aturan PDP yang mengatur kewajiban pengendali dan pengolah data. Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), Lintang Setianti menjelaskan masyarakat sebagai pemilik data atau subjek data harus memiliki kekuatan dan mengetahui proses pengolahan maupun pengendalian data. Termasuk informasi mengenai data-data tersebut akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan apa saja. Selain itu pengolah dan pemroses data harus memiliki kewajiban untuk melindungi data pribadi dan untuk menghindari penyalahgunaan data pribadi. "Ketika data digunakan pemerintah dan perusahaan ketika sukarela mendaftarkan diri, mereka merasa tidak punya kekuatan atau kontrol terkait data pribadi," ujar Lintang. Oleh karena itu, ELSAM menyarankan agar pemerintah memastikan agar RUU PDP segera dibahas di DPR sesuai dengan target, yakni pada Januari 2020 agar dapat diterapkan pada Oktober 2020. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) baru-baru menunjuk PT Jelas Karyawasantara (VeriJelas) sebagai penyedia platform bersama untuk mengakses data kependudukan berupa nomor induk kependudukan (NIK) e-KTP dan foto wajah (data biometrik). Lintang mengatakan pengolahan data dan pengendalian data biometrik menuntut pemrosesan data pribadi spesifik yang memiliki mekanisme khusus dengan tingkat kehati-hatian yang lebih tinggi. Lintang mengatakan proses digitalisasi data kependudukan memang menyimpan segudang risiko. Lintang kemudian memberikan contoh insiden kebocoran data pribadi di negara berkembang Ekuador. Pada September 2019 , pemerintah Ekuador mengalami kebocoran data kependudukan lebih dan 20 juta warga negara Ekuador. "Setelah insiden kebocoran data kependudukan ini, pemerintah Ekuador kemudian mempercepat proses pembahasan undang-undang perlindungan data pribadi," ujar Lintang.

Selengkapnya ...

Teknologi Drone Dipakai untuk Pasok Narkoba ke Dalam Penjara

Tanggal: 17/12/2019

Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Keamanan dan Ketertiban Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Tejo Harwanto menyebut bahwa modus operandi penyelundupan narkoba maupun barang terlarang lainnya di lembaga pemasyarakatan (lapas) maupun rumah tahanan (rutan) telah memanfaatkan kecanggihan teknologi. Beberapa di antaranya adalah pesawat nirawak atau drone yang dikirim masuk melewati tembok penjara. "Hebatnya sekarang sudah dengan drone, layangan, hingga jasa pengiriman melalui transportasi online. Kan luar biasa," ucap Tejo seperti dilaporkan Antara, Minggu (15/12). Selain itu, kata Tejo, modus penyelundupan narkoba ke lapas juga dapat melalui petugas, pengunjung, tahanan pendamping yang menjalani asimilasi, gerobak sampah, hingga barang-barang kantin dan dapur. "Yang berani melempar dari luar tembok juga ada. Seperti yang terjadi di Lapas Sragen minggu lalu. Dari dibungkus perekat sampai dimasukkan dalam buah-buahan seperti jeruk. Itu cara yang kerap terjadi sejak dulu," ucap dia dia Tejo mengatakan guna mencegah hal tersebut, Ditjen PAS akan menambah sarana prasarana teknologi hingga penambahan penjaga tahanan di lapas. "Pada 2020 akan ada penambahan 5.000 penjaga tahanan yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Tejo. Dia menjelaskan bahwa saat ini sebanyak tujuh lapas/rutan telah memiliki kamera pemantau (CCTV) yang telah terintegrasi dengan pusat. Selain itu, sebanyak 180 lapas/rutan juga telah dipasangi fasilitas berupa Warung Telekomunikasi Khusus Lembaga Pemasyarakatan (wartelsuspas). "Belum body scanner, X-Ray, dan metal detector yang sudah ada di setiap lapas/rutan. Itu kami gunakan untuk mencegah penyelundupan narkoba maupun barang terlarang lainnya seperti handphone," ujar Tejo. Lebih lanjut Tejo menambahkan bahwa para petugas Pemasyarakatan juga akan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan melalui kerja sama dengan International Criminal Investigative Training Assistance Program, serta penguatan petugas sebagai pelaksana program rehabilitasi dan therapheutic community.

Selengkapnya ...

‹ First  < 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 >  Last ›