Berita

Ilmuwan Uji Coba Panen Sayuran dari Dasar Laut

Tanggal: 30/01/2019

Jakarta - Sosoknya mirip dengan ubur-ubur raksasa. Bangunan di kedalaman 100 meter di bawah laut itu sebetulnya adalah biosfer, atau dengan kata lain, rumah kaca bawah laut pertama di dunia. Sebuah proyek berorientas ke masa depan, untuk mengatasi kelangkaan sumber daya. Di instalasi bawah laut ini, tumbuh tanaman yang biasanya dibudidayakan di daratan. Koordinator proyek, Gianni Fontanesi menyelam rutin untuk memelihara berbagai tanaman.  "Kelihatannya funky dan sekaligus brilian. Sulit menggambarkannya. Saya bekerja tiap hari di sini, memantau pertumbuhannya, dan saya bangga dengan hasilnya. Secara teknis sistem ini tidak hanya bisa diterapkan di laut, tapi juga di danau yang jumlahnya amat banyak di dunia, yang bisa diuntungan sistem ini," ujarnya sebagaimana dilansir DW pada Rabu (30/1/2019). Rumah kaca pertama di dekat pesisir pantai itu, dibangun para penyelam enam tahun silam. Sinar matahari mencukupi untuk fotosintesa dan tidap perlu insektisida. Air untuk menyiram tanaman, sebagian berasal dari air garam. Di Kebun Nemo, dilakukan eksperimen beragam tanaman sayuran dan buah-buahan. Koordinator proyek itu menjelaskan, "ada tangki yang berisi air dan pupuk di dalam rumah kaca. Di dalamnya dilengkapi pompa air. Sistemnya sangat mudah. Pompa air menaikkan air bercampur pupuk hingga ke bagian paling atas pipa ini." "Di atas pipanya kami tanami berbagai tanaman, yang tumbuh tanpa tanah. Akarnya kontak langsung dengan air, yang mengalir ke bawah mengikuti gravitasi," tambah Gianni.

Selengkapnya ...

YouTube Akan Berhenti Rekomendasikan Video "Bumi Datar" Artikel ini telah tayang di Kompas.com deng

Tanggal: 29/01/2019

KOMPAS.com — Konten video konspirasi yang kerap bermuatan hoaks atau spekulasi tak berdasar marak beredar di YouTube. Seperti misalnya video konspirasi teori Bumi datar atau peristiwa sejarah, seperti serangan 11 September (9/11) 2001. YouTube selaku empunya platform pun rupanya gerah dengan video-video teori konspirasi dan mulai mengambil langkah untuk membatasi peredaran konten semacam itu. Melalui sebuah pengumuman resmi, YouTube mengatakan bakal mengubah algoritma rekomendasinya agar tidak lagi memberikan konten konspirasi sebagai video rekomendasi. "Kami akan mulai mengurangi rekomendasi konten yang kebenarannya meragukan dan berpotensi memberikan misinformasi ke pengguna dengan cara yang berbahaya," tulis YouTube. "Seperti misalnya video yang mempromosikan penyembuhan palsu untuk penyakit serius, mengklaim Bumi berbentuk datar, atau klaim keliru terkait sejarah peristiwa, seperti 9/11," tambah YouTube memberikan contoh konten dimaksud. Meski demikian, video teori konspirasi sebenarnya tidak serta-merta melanggar pedoman komunitas YouTube dan bukan berarti bakal lenyap begitu saja dari platform berbagi video terbesar sejagad itu Algoritma baru YouTube hanya akan mencegah video macam ini muncul di daftar rekomendasi tontonan pengguna, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Mashable, Minggu (27/1/2019). Kombinasi mesin dan manusia Dalam menyisir video teori konspirasi, YouTube mengandalkan kombinasi machine learning dan tenaga manual alias manusia. "Para pengevaluasi dan pakar akan dilatih tentang sistem rekomendasi untuk menilai video-video ini," tulis YouTube dalam blog resminya. Ditambahkan, untuk sementara pembaruan ini baru akan bergulir untuk sebagian kecil video di Amerika Serikat. Konten yang terdampak oleh rombakan algoritma rekomendasi tersebut diperkirakan berjumlah kurang dari satu persen dari total video yang ada. Persentase itu masih bisa berubah mengingat setiap detiknya semakin banyak video yang diunggah ke platform YouTube.  Pihak YouTube mengaku sudah melakukan beberapa langkah untuk menangkal peredaran video bermuatan misinformasi yang merajalela di layanannya Misalnya dengan mengatur algoritma di mesin pencarian yang hanya akan menyuguhkan sumber berita terpercaya untuk ditampilkan sebagai hasil pencarian. Namun, masalah itu belum berakhir. Baru-baru ini, misalnya, Washington Post melaporkan temuan konten bernada kebencian dan konten konspirasi tentang kesehatan Hakim Agung AS, Ruth Bader Ginsberg, muncul di deretan video rekomendasi. Menurut penelitian dari Pew Study, mulai banyak warga AS yang memilih YouTube untuk mencari topik tertentu dan memperoleh berita. Karena inilah video rekomendasi memiliki peranan yang besar dalam menentukan jenis konten yang ditonton pengguna YouTube.

Selengkapnya ...

Dijual Rp 299 Juta, Ini Perlengkapan Kursi Gaming Predator Thronos Artikel ini telah tayang di Komp

Tanggal: 09/01/2019

JAKARTA, KOMPAS.com - Acer resmi mengumumkan kedatangan perangkat kursi gaming mewah Predator Thronos ke Indonesia lewat sebuah acara di kantornya di Jakarta, Selasa (8/1/2019). Kursi yang tak ubahnya singgasana mewah untuk para gamer itu terdiri dari dua versi yang masing-masing dibanderol dengan harga Rp 299 juta dan Rp 199 juta. Dengan harga selangit itu, pembelinya akan mendapatkan sejumlah aksesori pelengkap. Apa saja? Pastinya pembeli bakal mendapat kursi beserta penopang yang tingginya mencapai 1,5 meter dan berbobot 220kg. Penopang ini dilengkapi dengan aksen lampu RGB yang bisa berkelap-kelip dan warnanya bisa diatur.  Selain bisa diatur kemiringannya dan direbahkan hingga 140 derajat, kursi ini turut dilengkapi pijakan kaki serta papan khusus untuk tempat keyboard dan mouse. Ada juga fitur force feedback dimana kursi akan bergetar bersamaan sesuai dengan visual dan suara yang dihasilkan dari game yang sedang dimainkan. Selain kursi dan penopangnya, pembeli Predator Thronos juga bakal mendapatkan tiga buah monitor Predator Z271U berukuran 27 inci. Layar bikinan Acer tersebut memiliki refresh rate hingga 144Hz yang mendukung fitur Nvidia G-Sync untuk menghindari lag dan stuttering.  Ketiga monitor dipasang berjejer secara horizontal dengan agak melengkung di depan pengguna sehingga tampilannya seolah "mengepung" mata. Di balik layar, ada PC Predator Orion dengan spesifikasi berbeda untuk dua versi Predator Thronos.  Versi pertama, Thronos berjuluk "Ultimate Gaming" yang berbanderol Rp 299 juta, ditenagai PC Predator Orion 9000 berprosesor Intel Core i9-7900X dan dua kartu grafis Nvidia GeForce RTX 2080 SLI, dengan RAM 16 GB, serta media penyimpanan SSD 256 GB dan HDD 2 TB.  Versi kedua bernama Thronos "Premium Gaming" dengan harga Rp 199 juta yang mengandalkan PC Predator Orion 5000 berprosesor Intel Core i7-9700K, kartu grafis Nvidia GTX 1080, berikut RAM 16 GB, SSD 256 GB dan HDD 2 TB Selain kursi, tiga monitor, dan PC gaming, pembeli Predator Thronos juga akan mendapatkan bundle aksesori gaming lain seperti mouse, headphone, keyboard, dan mousepad yang kesemuanya merupakan bikinan Predator, sub-brand Acer yang fokus ke gaming.  Seperti bagian kursinya, aneka pernik gaming ini memiliki lampu RGB-lighting yang menyala sesuai dengan pengaturan pengguna.

Selengkapnya ...

Ini 7 Profesi yang Terancam karena Kemajuan Teknologi

Tanggal: 08/01/2019

BBC Magazine - detikNews
Apakah pekerjaan Anda membosankan dan dilakukan berulang-ulang? Jika itu yang terjadi maka Anda beralasan untuk menjadi cemas. "Pekerjaan apa pun yang rutin dan dapat ditebak akan dilakukan melalui algoritma matematika dalam lima atau sepuluh tahun lagi," kata manajer keuangan dan pengarang, John Pugliano - paling tidak di negara-negara maju. Pugliano adalah penulis sejumlah buku yang mengejutkan seperti "The Robots are Coming: A Human's Survival Guide to Profiting in the Age of Automation". Daftar profesi yang dipandangnya terancam termasuk beberapa yang sampai sekarang dianggap aman karena memerlukan orang yang sangat berkualifikasi, seperti bidang kesehatan dan hukum. Berbicara kepada BBC News Mundo, Pugliano mengatakan, "Dokter dan pengacara tidak akan musnah. Tetapi lapangan pekerjaan mereka akan berkurang sebagian." Inilah tujuh profesi yang akan terancam teknologi dan sebagian lainnya yang akan bertahan, menurut Pugliano. Dokter umum akan kehilangan tempat di masa depan, kata Pugliano. 

Selengkapnya ...

‹ First  < 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 >  Last ›