Berita

Smartwatch Kini Mampu Verifikasi Tanda Tangan

Tanggal: 02/02/2017

Peneliti telah mengembangkan perangkat lunak yang berfungsi memverifikasi tulisan tanda tangan. Saat ini smartwatch sendiri telah menggunakannya, dan diketahui dioperasikan oleh satu dari enam orang di dunia. “Ini merupakan perangkat populer dengan fitur tambahan yang seharusnya bisa dimanfaatkan banyak orang,” ungkap Erez Shmueli dari Tel Aviv University (TAU),seperti dinukil dari laman Deccan Chronicle. “Mengingat bagaimana betapa tergantungnya kita pada tanda tangan, sehingga perlu bagi kami memutuskan untuk mengembangkan perangkat lunak yang bisa memverifikasi tersebut,” ujar Shmueli. Tim penguji meminta siswa untuk melakukan tanda tangan di tablet dengan menggunakan pulpen digital. Setelah itu para siswa diminta melakukan pemalsuan tanda tangan, dan smartwatch tersebut bisa mendeteksinya. Teknologi ini akan mengubah generik menjadi ahli verifikator tanda tangan. “Perangkat seperti smartwatch ini jelas akan memberi keuntungan pada perangkat yang bisa dipakai,” imbuhnya. Selanjutnya ia ingin melakukan pendekatan dengan metode offline maupun online verifikasi tanda tangan. “Kami juga menginginkan investigasi pilihan kombinasi data yang dikumpulkan dari perangkat tablet untuk akurasi verifikasi lebih tinggi,” tambahnya.

Selengkapnya ...

Baca investasi USD10 juta di platform nulis.co.id

Tanggal: 01/02/2017

Baca news aggregator hari ini mengumumkan investasinya pada platform nulis.co.id sebesar USD 10 juta. Investasi ini ditujukan untuk mendukung para penulis di Indonesia. Nulis.co.id adalah platform baru milik baca, news aggregator penyedia konten-konten berita, informasi, hiburan dan koneksi antarpengakses Internet. Sesuai data statistik yang dimiliki news aggregator baca, penulis di Indonesia gemar menuangkan karyanya di sederet kategori. Gaya hidup adalah yang kategori yang paling digemari, hingga 52 persen. Lumayan jauh di posisi kedua adalah kategori berita dan peristiwa, dengan angka 18 persen. Sedikit di bawahnya di posisi ketiga, dihuni oleh kategori hiburan dengan 16 persen. Kategori lain seperti olahraga, teknologi, ekonomi dan otomotif berbagi angka di 14 persen. Nulis.co.id menjadi wadah para penulis atau blogger yang biasa berbagi cerita dan komentar di dunia Internet. Nulis.co.id menyediakan ruang atau halaman bagi para penjelajah Internet yang ingin berbagi cerita, wacana, informasi atau sekadar memberikan opini. Melalui nulis.co.id, para penyedia konten atau para penulis, bisa mengunggah tulisan mereka secara langsung. Investasi sebesar USD 10 juta itu ditujukan untuk mendukung projek para kontributor di nulis.co.id serta pengembangan website. Baca melalui nulis.co.id mencoba mendukung semua penyedia konten berita dan informasi, gambar lucu dan bagus, cerita humor dan video. Hal ini dikarenakan di Indonesia saat ini penyedia artikel, foto, gambar dan video masih sangat sedikit. Baca ingin menggairahkan kemunculan para penyedia konten-konten tersebut melalui platform nulis.co.id. "Investasi USD 10 Juta itu akan dipergunakan sebagai revenue bagi para kontributor konten di nulis.co.id. Semua karya di nulis.co.id juga akan dipublikasikan ke baca," kata kata Bryan Lee, Marketing VP baca dalam keterangan resminya, Selasa (31/1). Mengawali tahun 2017, baca news aggregator memantapkan diri sebagai penyaji berita hiburan paling terpercaya dengan mensponsori program acara Rumpi (No Secret) di salah satu stasiun televisi swasta. Baca juga masuk dalam 7 Aplikasi Android Terbaik menurut program acara On The Spot. Dengan demikian, peluang penulis dan penyedia konten menjadikan karyanya populer sangatlah besar karena metode sharing berita dan konten dari nulis.co.id ke baca news aggregator.

Selengkapnya ...

Bahas Fake News, Facebook & Twitter Bakal Temui Kominfo

Tanggal: 31/01/2017

Facebook dan Twitter siap berdiskusi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk membicarakan peredaran fake news di Indonesia. Direncanakan, pertemuan tersebut akan berlangsung pada awal Februari. Dikatakan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Kominfo sudah menjadwalkan pertemuan dengan kedua OTT internasional tersebut. Sayangnya, untuk pertemuan dengan Facebook hanya sebatas video conference. "Dijadwalkan pertemuan akan berlangsung pada 6 Februari. Kami akan berbicara dengan perwakilan Facebook global yang mengurusi soal regulasi konten melalui video conference," ujarnya di kantor Kominfo, Senin (30/1/2017). Sementara itu Kominfo juga akan bertemu dengan pihak Twitter. Pihak Twitter sendiri akan diwakilkan oleh perwakilan Asia Pasifik. "Dan juga pihak Twitter kan juga punya perwakilan di Indonesia, jadi mudah untuk ditemui kalau ada masalah," lanjutnya. Sementara itu, Dirjen APTIKA Kominfo, Samuel Abrijani mengatakan bahwa pertemuan dengan kedua perusahaan tersebut akan membahas berbagai macam hal terkait regulasi yang berlaku di Indonesia. Namun, ia masih enggan untuk memberikan keterangan lebih lanjut mengenai rencana isi pertemuan.

Selengkapnya ...

Database Jadi Tantangan Mendigitalkan UMKM di Indonesia

Tanggal: 30/01/2017

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Perindustrian pada hari ini, Jumat (27/1/2017), menilai ada tantangan yang harus diselesaikan untuk mendigitalkan UMKM. Hal ini penting dilakukan karena UMKM adalah tulang punggung GDP Indonesia. Rudi awalnya memaparkan bahwa sumbangsih industri kecil menengah untuk ekonomi Indonesia sangat signifikan. Terlebih dari sejarah telah dibuktikan bahwa model bisnis adalah yang paling tahan banting di tengah krisis ekonomi.  â€œMemang kalau kita bicara UMKM secara ekonomi inilah yang paling tahan banting. Pada saat krisis 1998, pada 2008, gara-gara paper [bisnis] yang lain turun ekonomi dan omzet perusahaan turun, UMKM tetap saja. Dengan 57 juta [UMKM] itu memberikan kontribusi 56% pada Gross Domestic Product (GDP) kita sekira hampir Rp6.000 triliun dihasilkan UMKM,” kata dia. Namun sayangnya, tidak ada data yang lengkap mengenai 57 juta industri kecil ini. Mereka juga masih analog alias tradisional. Oleh karena itu, Kemenperin dan Kominfo membuat e-Smart untuk database dari seluruh UKM tersebut. “Tantangan dari UKM adalah database dari mereka. Kami dapat 1 juta (nama UKM) itu setelah kerjasama dengan BRI karena BRI maintain nasabah mereka yang dapat kredit usaha rakyat (KUR). Nah, ini tantangan kita karena kita tahu jumlah mereka 57 juta tapi kita enggak tahu namanya siapa, di mana, revenue per bulannya berapa, itu tidak ada,” lanjut Rudi. Lebih lanjut I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen Ilmate Kemenperin, menerangkan bahwa selama ini Kemenperin sudah memiliki data namun datanya masih bersifat analisis. Dia kemudian mengatakan bahwa database ini perlu direkayasa untuk kepentingan bisnis komersial. “Sebetulnya database sudah dikembangkan sejak beberapa tahun yang lalu tetapi kami gunakan untuk kepentingan administratif. Nah sekarang bagaimana kami bisa merekayasa itu untuk kepentingan komersial. Untuk kepentingan itu agak berbeda dengan kepentingan administratif. Jadi bagaimana kami mengintegrasikan itu karena rata-rata data itu berbentuk analisa statistik tantangannya bagaimana data-data itu kita gunakan untuk keperluan bisnis. Oleh karena itu, integrasi dengan berbagai marketplace misalnya Bukalapak mungkin menjadi practice kami untuk mulai melakukan itu,” pungkasnya.

Selengkapnya ...

‹ First  < 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 >  Last ›