Berita

Ini Proyek Besar Kemkominfo untuk 2021

Tanggal: 30/03/2017

Jakarta - Setelah Palapa Ring, Kementerian Komunikasi dan Infomatika berencana untuk menyiapkan satelit untuk kebutuhan nasional. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, satelit dengan spesifikasi High-Throughput Satellite (HTS) ini akan meluncur pada 2021. "2021 kita akan punya HTS, jadi satelit ini langsung mengeluarkan internet tak lagi suara atau dikonversi terlebih dulu. Satelit ini akan menjadi satu-satunya milik Pemerintah Indonesia," ujar pria yang akrab disebut Chief RA tersebut di sela-sela pengumuman kerja sama Proyek Palapa Ring Paket Timur di Jakarta, Rabu (29/3/2017). Sebagai informasi, High-Throughput Satellite (HTS) adalah satelit komunikasi yang memiliki akses data berkecepatan tinggi. Satelit ini mendukung pada semua jenis transponder, seperti Ka-Band, Ku-Band, dan C-Band. Menyoal model pembiayaan yang akan dilakukan, Rudiantara tak menampik kemungkinan bakal memakai skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), seperti yang dipakai pada Palapa Ring. Namun keputusan itu masih harus menunggu proses tender yang dilakukan tahun ini. "Kita akan memulai tendernya pada semester kedua tahun ini, sedangkan penetapan pemenangnya dilakukan pada pertengahan 2018," ujarnya melanjutkan. Dengan perhitungan itu, diharapkan satelit ini dapat meluncur sesuai jadwal pada 2021 karena proses pembuatan satelit membutuhkan waktu 30 bulan. Meskipun belum dapat memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan, Rudiantara menuturkan biaya yang dibutuhkan satelit HTS jelas lebih besar ketimbang satelit komunikasi. Sebagai perbandingan, apabila satelit komunikasi biasa memiliki harga sekitar US$ 300 juta, HTS diperkirakan mencapai US$ 400 sampai 500 juta. Informasi mengenai satelit yang dimiliki pemerintah ini sebelumnya sudah diungkap oleh Rudiantara saat nobar siaran langsung peluncuran satelit Telkom 3S di Jakarta beberapa waktu lalu. Satelit yang direncakan bakal dioperasikan oleh pihak swasat ini digunakan untuk mendukung jaringan backbone telekomunikasi di Tanah Air. Menurut Rudiantara, masih banyak daerah terpencil di seluruh Indonesia yang tak bisa dijangkau jaringan kabel atau seluler.

Selengkapnya ...

HexH2O Drone Canggih Serbaguna Bisa Terbang dan Merekam Pemandangan Bawah Air

Tanggal: 21/03/2017

Banyak drone didesain untuk bisa beroperasi pada satu tempat. Misalnya, hanya bisa terbang di udara, menyelam, atau cuma dapat beroperasi di darat. Namun, lain halnya dengan drone terbaru bernama HexH2O yang diperkenalkan oleh perusahaan bernama QuadH2O. Drone ini bukanlah drone biasa, melainkan drone multifungsi yang bisa beroperasi di berbagai medan. Anda bisa memakai drone ini untuk merekam dari udara. Selain itu, dapat pula menggunakannya untuk merekam pemandangan bawah air. Drone ini dilengkapi dengan sistem buoy yang membuatnya bisa mengapung di atas permukaan air. Buoy tersebut pun memberikan kemampuan pada drone ini agar bisa merekam suasana di bawah permukaan laut. Hal tersebut bisa dilakukan dalam kondisi drone melayang. Jadi, drone ini tetap tidak bisa berenang. Anda pun tidak perlu khawatir dengan kualitas dari drone ini. QuadH2O dikenal sebagai perusahaan yang memasok berbagai komponen untuk DJI. Mereka pun menggunakan beberapa teknologi pada drone DJI untuk HexH2O. Termasuk di antaranya adalah kamera 4K X3, Lightblade II, pada bagian motor, bahkan hingga penggunaan kontrolernya. Drone ini menggunakan enam rotor dan memiliki kemampuan untuk terbang selama 30 menit dalam kondisi tidak berangin. Selain itu, drone ini memiliki kemampuan terbang dengan kecepatan hingga 40 km per jam. Baling-baling drone ini pun bisa dilipat untuk memudahkan penyimpanan. Dengan kemampuannya yang canggih tersebut, drone ini pun tidak dijual dengan harga murah. Drone HexH2O ini dipatok dengan banderol mencapai US$6.449 atau setara Rp86 juta.

Selengkapnya ...

Melawan Kabar Hoax Pengamat Onno Purbo Berikan Masukan Ini ke Pemerintah

Tanggal: 20/03/2017

BANDUNG - Komunitas Antihoaks Kota Bandung menggelar diskusi bertajuk Aksi Bandung Basmi Hoaks (Abbah), Minggu (19/3/2017). Diskusi itu dihadiri Pakar IT Indonesia Onno W Purbo, dan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informasi (Keminfo). Diskusi itu dilatarbelakangi panasnya suhu politik sejak pilpres 2014 hingga pilkda DKI putaran pertama. Ekses negatifnya, yaitu bermunculannya berita hoaks seolah fakta, yang menyerang pemerintah atau personal pendukung pemerintah, begitupun sebaliknya. Onno mengatakan, pemerintah tak hanya menerima pengaduan kemudian melaporkan penyebar beritra atau kabar hoaks ke aparat kepolisian. Ia mengatakan, pemerintah melalui Keminfo juga harus bisa menangkap penyebar berita atau kabar hoaks tanpa harus mengaduk ke polisi. "Kemudian membawanya ke ke pengadilan,” kata Onno di acara diskusi yang digelar di Jalan Ir Juanda, Kota Bandung. Pemerintah juga harus lebih massif memberikan pendidikan antihoaks secara rutin seperti diskusi yang dilakukan hari ini. "Jadi menurut saya sih tegakkan hukum dan berikan masyarakat pendidikan tentang etika dalam dunia internet, agar tercipta kekondusifan sosial" kata Onno. Rosarita mengatakan, pihaknya tidak bisa langsung menangkap penyebar berita hoaks. Sebab pihak yang berwenang menindaknya adalah polisi. "Kami hanya menyerahkan laporan kepada kepolisian untuk diambil tindakan hukum," kata Rosarita. Rosarita menambahkan, pihaknya bisa menutup situs-situs yang menyebarkan berita hokas. Sejak setahun lalu, pihaknya sudah menutup sedikitnya 800 ribu situs yang terindikasi menyebarkan hoaks dan berita bohong. "Adapun kampanye antihoaks dan pendidikan berinternet sehat sudah dilakukan sejak 2014. Beberapa kota seperti Ambon, Yogyakarta, Riau dan Bandung sudah mengkampamyekan antihoaks ini," kata Rosarita. Rosarita menyatakan pihaknya terus mengedukasi masyarakat agar mampu membuat konten berita positif demi memberantas konten berita hoaks. Sebab, kata dia, berita hoaks yang beredar di internet Indonesia saat ini sudah berada di batas keresahan yang berlebih. "Hal ini akan menyebabkan korban di tengah masyarakat Indonesia akan dapat terancam UU ITE dimana dendanya berkisar Rp 750 juta," kata Rosarita. Pihaknya menjalin kerjasama dengan 70 perwakilan perguruan tinggi di Indonesia untuk memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat tentang memproduksi berita positif. "Selain itu ada dua direktorat jenderal yang terlibat aktif dalam program dan gerakan, serta lima direktorat di bawah kendalinya," kata Rosarita. 

Selengkapnya ...

Kapoocino Media Sosial Buatan Arek Suroboyo

Tanggal: 16/03/2017

Jakarta - Aplikasi buatan arek Suroboyo, Kapoocino, turut meramaikan dunia media sosial. Aplikasi ini menyuguhkan layanan yang berbeda yaitu mengajak para penggunanya saling berinteraksi melalui kuis tebak-tebakan. Kapoocino didirikan oleh empat sekawan asal Surabaya, Bahtera Jaya, Eduardus Tantular, Fendy Mahatma, dan Achmad Izaag. Aplikasi ini pertama kali meluncur di Google Play Store pada Agustus 2016. Diungkapkan Izaag, Kapoocino berbeda dengan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Snapchat yang saat ini banyak digandrungi netizen. Salah satu daya tarik utama yang tidak dimiliki kompetitor global tersebut yaitu media sosial berbasis kuis. Para pengguna membuat posting-an mereka berupa kuis, yang dilengkapi dengan opsi jawaban untuk teman-temannya. Dengan demikian bisa terjalin komunikasi interaktif di antara mereka, tidak hanya sekadar memberikan respons berupa emoticon atau komentar. "Saat ini menggunakan media sosial itu kan mudah, hanya tinggal upload saja. Tapi dengan fitur kuis ini, pengguna harus kreatif untuk mendapatkan respon dari temannya. Nah ini yang membuat kami berbeda," jelas Izaag, Jakarta, Rabu (15/3/2017). Di luar kuis, pengguna tetap bisa membuat posting-an biasa seperti di media sosial lain. Selain itu, Kapoocino juga dilengkapi dengan berbagai konten lain, seperti artikel dan channel, yang membuat layanan tersebut semakin menarik. Untuk mengisi konten artikel, Kapoocino bekerja sama dengan media lokal dan memiliki penulis sendiri. Artikelnya selalu diperbarui setiap tiga kali sehari. Investor dan monetisasi Kapoocino belum genap setahun berdiri, dan sata ini masih menghadapi berbagai kendala, salah satunya soal modal. Izaaq mengaku belum ada investor luar yang menanamkan modalnya di Kapoocino, tapi bukan berarti startup tersebut tidak pernah dilirik. "Dulu saat pengguna kita baru enam ribuan, ada investor India yang tertarik dengan Kapoocino. Namun karena berbagai alasan, kami tolak tawaran tersebut sehingga modalnya saat ini masih ditanggung sendiri," tutur Izaag. Sejak awal berdiri sampai Februari 2017, Kapoocino memiliki sekira 22 ribu pengguna. Jumlahnya diharapkan mencapai 100 ribu dalam waktu dekat ini, sehingga proses monetisasi dapat berjalan dengan lebih mudah. Sebagai sebuah startup atau perusahaan rintisan, meraup keuntungan tentu menjadi keinginan setiap perusahaan. Hal ini pula yang diharapkan Kapoocino. Seiring dengan peningkatan jumlah pengguna dan trafik, kata Izaag, Kapoocino bisa semakin fokus dengan monetisasi. Saat ini proses monetisasi Kapoocino terbatas, mengingat jumlah pengguna loyal yang belum terlalu besar. "Sebenarnya kami ingin monetisasi sejak jumlah pengguna 10 ribu, tapi saat itu belum yakin. Karena belum punya basis pengguna loyal yang bisa membantu klien kami. Tapi seiring bertambahnya jumlah pengguna (loyal), peluang monetisasi semakin besar," ungkap Izaag.

Selengkapnya ...

‹ First  < 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 >  Last ›