Berita

Robot Raksasa Amerika, MegaBots Mk.III Unjuk Gigi, Dua Mobil Toyota Jadi Bahan Latihan

Tanggal: 02/06/2017

BeritaTeknologi.com Perang robot antara Amerika dan Jepang sudah digaungkan sejak tahun lalu, tepatnya antara dua robot raksasa Megabots MKIII dari Amerika melawan Kuratas dari Jepang. Pihak Amerika pun menatap serius pertarungan yang direncanakan bakal berlangsung tiga bulan lagi. Dalam video terbaru yang diunggah ke YouTube, diperlihatkan kemampuan robot tersebut dalam menghancurkan dua mobil Toyota Prius buatan Jepang. Dalam penampakan terbarunya, MegaBots Mk.III ini memiliki tinggi mencapai 4,9 meter. Di bagian pundak sebelah kanan, terlihat ada kepala elang dengan mulut terbuka. Robot ini dilengkapi dengan dua lengan yang memiliki fungsi berbeda. Satu lengan dipakai untuk mencengkeram, sementara lengan lainnya dilengkapi dengan semacam senapan berukuran besar. Terdapat dua pilot yang akan mengoperasikan robot seberat 12 ton ini. Satu berperan untuk mengendarai, sementara pilot lainnya bertugas untuk mengoperasikan kemampuan bertarung robot ini. Sebagai mesin intinya, robotnya ini menggunakan mesin 430-hp Corvette LS3 V8 6,2 liter. Dalam tontonan ini, Megabot pun terlihat sukses menunjukkan kemampuannya di hadapan orang banyak. Nampak dua mobil Toyota Prius yang menjadi target latihan dari robot ini berhasil mengalami kerusakan, terutama pada bagian kaca serta terdapat bagian yang bengkok pada bagian luarnya. Para penonton yang berkumpul pun terlihat antusia, sembari meneriakkan yel-yel USA, USA, USA!  Latihan ini merupakan bagian dari proyek penggalangan dana pembuatan robot raksasa ini. Dalam satu poin pada pengumpulan dana di Kickstarter untuk robot ini disebutkan kalau mereka bakal memperlihatkan kemampuan robot ini dalam menghancurkan mobil Toyota kalau berhasil terkumpul dana sebanyak 5000 USD.

Selengkapnya ...

Tips Menggunakan Media Sosial Selama Ramadhan

Tanggal: 29/05/2017

" ..........Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga ......... " (HR. Muslim)


Selengkapnya ...

Waspada Serangan Virus 'Wannacry' Jilid 2

Tanggal: 22/05/2017

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Koordinasi dan Mitigasi Desk Ketahanan dan Keamanan Informasi Cyber Nasional Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Gildas Deograt Lumy mendeteksi Ransomware atau Malware WannaCry Decryptor jilid 2. "Selang beberapa waktu setelah Malware WannaCry itu menyerang, muncul Malware WannaCry versi 2. Kami mendeteksi virus itu tidak jauh berbeda dengan WannaCry versi 1," kata Gildas. Meskipun demikian, dia mengungkapkan sampai saat ini, pihaknya masih terus mempelajari Malware WannaCry versi 2 tersebut. "Kami masih pelajari yang versi 2 itu. Kami tahu itu sejak Sabtu (13/5/2017) malam. Akan tetapi, sampai sekarang, yang paling krusial itu masih yang versi pertama," ujar Gildas. Oleh karena itu, dia pun mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak membuka sembarang dokumen yang ada di komputer maupun laptop. "Harus dipastikan sistem patch-nya sudah diperbarui (update) dan jangan menggunakan sistem operasi Windows yang tidak resmi alias bajakan. Dikhawatirkan virus itu asal menyerang, tidak ada target tertentu, jadi siapa saja bisa kena," ujar Gildas. Badan Intelijen Negara (BIN) meminta semua pihak waspada dengan software atau serangan perangkat lunak bernama WannaCry yang dilancarkan kelompok peretas Shadow Brokers. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal Polisi Budi Gunawan menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi serangan serupa, semua pihak harus mengubah paradigma pengamanan sistem informasi dari sistem konvensional seperti firewall dan antivirus, menjadi sistem yang lebih terintegrasi. "Harus mulai mengubah paradigma sistem pengamanan informasi, dari pengamanan informasi konvensional seperti Firewall dan Antivirus, menjadi ke arah sistem pengamanan terintegrasi yang memiliki kemampuan deteksi serangan secara dini ke seluruh komponen sistem informasi yang digunakan," ujarnya. Konsolidasi dan koordinasi juga harus terus dilakukan antara instansi yang bergerak di bidang intelijen. Sehingga pertukaran informasi dapat berjalan dengan lancar dan antisipasi dapat dilakukan dengan lebih efektif bagi mereka yang belum terkena serangan tersebut. Salah satu institusi yang sudah menjadi korban, adalah Rumah Sakit Dharmais dan Rumah Sakit Harapan Kita. Serangan itu melumpuhkan pelayanan rumah sakit kepada masyarakat yang tengah membutuhkan pelayanan kesehatan. "Dan dikhawatirkan akan menyerang sistem informasi instansi lainnya dan pengguna komputer secara umum," katanya. Motif serangan lanjut Budi Gunawan berubah dari yang dulunya dilakukan oleh negara dengan tingkat kerahasiaan operasi yang tinggi, menjadi serangan yang dilakukan oleh kelompok dengan motif komersial dan merugikan masyarakat banyak. "Jika dilihat dari exploit yang dibocorkan, kita juga harus waspada terhadap exploit lainnya yang digunakan oleh state atau non state hacker untuk melakukan penetrasi ke dalam sistem target yang memiliki kelemahan dan tidak sempat diantisipasi oleh pembuat sistem," ujarnya. "Serangan seperti ini merupakan bentuk ancaman baru berupa proxy war dan cyber war yang digunakan oleh berbagai pihak untuk melemahkan suatu negara," katanya. Kerja Sama dengan FBI Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri akan bekerjasama dengan sejumlah pihak untuk penanggulangan dan pelacakan pelaku serangan Ransomware WannaCry yang tengah mewabah pada sistem komputer dunia, termasuk di Indonesia. "Kami juga sudah komunikasi dengan kawan-kawan di FBI, IGCI (Interpol Global for Innovation) Singapura dan NCA (National Crime Agency) United Kingdom untuk kerjasama ungkap pelaku," ujar Direktur Tipidsiber Bareskrim Polri, Brigjen Pol Fadil Imran. "Kami juga sudah siapkan tim sidik dan tim olah TKP digital forensic," katanya. Fadil mengatakan, pihaknya telah melaukan beberapa langkah penyelidikan atas adanya serangan WannaCry terhadap sistem komputer RS Dharmais dan RS Harapan Kita. Di antaranya dengan melakukan pengumpulan informasi dari berbagai pihak. Selain itu, tim Dittipidsiber Bareskrim Polri juga berkoordinasi dengan pihak yang terkena serangan WannaCry, serta melakukan analisa secara foreksik digital. "Kami juga melakukan koordinasi dengan komunitas cyber untuk mendapatkan info yang lebih banyak dan mendalam," ujarnya. Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais menyebut serangan Ransomware bentuk nyata perang siber terbesar sepanjang sejarah. Menurutnya, serangan Ransomware baru tahap awal. Serangan tersebut, kata Hanafi Rais, ditujukan kepada sektor kesehatan. Karena dianggap tidak memiliki pilihan selain membayar tebusan yang diminta untuk membuka enkripsi. "Itu pun tidak ada jaminan," kata Hanafi. Hanafi meminta pemerintah memperhatikan keamanan siber infrastruktur kritis lain seperti listrik, gas dan perbankan. Politikus PAN itu mengapresiasi upaya Kemenkominfo yang telah mengeluarkan edaran antisipasi serta solusi bagi jaringan yang terkena Ransomware. "Terkait serangan Ransomware ini, pemerintah juga perlu terus mengamati jika kejahatan siber ini dimanfaatkan untuk kepentingan komersil perusahaan software," kata Hanafi. Anggota Komisi I DPR Sukamta mengapresiasi respon cepat Kementerian Komunikasi dan Informatika mengantisipasi serangan Ransomware jenis Wannacry. Sukamta meminta sosialisasi tersebut perlu terus dilakukan seluas-luasnya. "Sehingga pemanfaatan IT di pemerintahan, pelayanan publik dan perusahaan tidak terganggu. Sosialisasi juga perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah di wilayah masing-masing," kata Sukamta. Politikus PKS itu mengharapkan Kemenkominfo serta penggiat IT bisa terus berkoordinasi untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran serangan tersebut. Mengingat sudah terjadi gangguan terhadap sistem IT di rumah sakit yang jelas dapat mengganggu pelayanan publik. Sukamta juga mengingatkan kembali masyarakat khususnya pengelola IT di pemerintahan, pelayanan publik dan perusahaan saat memulai aktivitas menggunakan komputer untuk mencabut terlebih dahulu koneksi wifi dan internet. "Juga penting melalukan back up data sehingga menjamin keamanan data yang ada. Mengimbau ahli IT di Indonesia untuk ikut secara aktif berkontribusi mencari cara menanggulangi serangan siber ini," kata Sukamta. (coz/fer/wly)

Selengkapnya ...

Cina Buat Robot Gundam Raksasa "Monkey King", Tak Kalah Dari Jepang dan US Untuk Diadu!

Tanggal: 03/05/2017

Bila sebelumnya telah terkonfirmasi bahwa pertempuran robot raksasa mirip Gundam, Megabots Mk. III dan Kurata akan berlangsung pada bulan Agustus, maka kali ini Megabots mengungkapkan adanya robot lain yang akan ikut serta. Ternyata perusahaan bernama GREATMETAL asal Cina, akan menjadi pemain ketiga dengan nama robot yang diambil dari legenda "Monkey King". Pasti membuat acara akan makin seru! Hal ini terkonfirmasi ketika founder dan co-founder Megabots, mengunjungi Cina beberapa waktu lalu. Mereka pun sempat berfoto bersama Monkey King. Monkey King yang dipamerkan di G-Festival, Beijing National Stadium, bersebelahan dengan Megabots Mk. II, yang bila sahabat mengikuti channel Megabot, sudah "dihancurkan" sebagai bahan percobaan. Belum dipastikan apa keunggulan utama dari Monkey King ini. Bila dilihat secara fisik, tinggi Monkey King diperkirakan 15 kaki, dengan berat 12,000lb atau 5400kg. Dalam video tersebut, hanya ditampilkan bahwa Monkey King bisa berubah menjadi kera ataupun berdiri seperti manusia. Dan hanya dipersenjatai tongkat pemukul di bagian belakang. Apakah Monkey King bisa menang melawan Kurata yang mempunyai kontrol komputer canggih? Atau menang melawan Megabots Mk.III dengan kaki-kaki Tank dan pisau besar di tangannya? Kita tunggu saja acaranya pada bulan Agustus nanti.

Selengkapnya ...

‹ First  < 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 >  Last ›