Berita

Drone Pembantu Petani buatan Mahasiswa Indonesia Dipamerkan di Kantor Pusat Microsoft

Tanggal: 24/07/2018

WASHINGTON, KOMPAS.com - Tim BeeHive Drone yang terdiri atas mahasiswa University of Manchester asal Indonesia, mendapat kesempatan menampilkan karyanya di babak showcase Microsoft Imagine Cup 2018 di Redmond, Washington, Amerika Serikat (AS). ?Pada Senin (23/7/2018), tim BeeHive Drone telah melalui tahap penjurian di kantor pusat Microsoft, bersama dengan 48 tim dari berbagai negara. ?"Sangat senang telah melalui penjurian, juri tadi juga kagum dan memberikan feedback yang bagus, semoga bisa lanjut ke babak berikutnya," kata Anindita Pradana Suteja, anggota tim BeeHive Drone ketika ditemui KompasTekno di kantor pusat Microsoft, di Redmond, Washington.? Anindita dan ketiga rekannya yang tergabung dalam BeeHive Drone, yakni Ishak Hilton Pujantoro Tnunay, Muhamad Randi Ritvaldi, dan Albertus Gian, merupakan salah satu pemenang di Imagine Cup 2018 tingkat Asia Pasifik yang berlangsung April 2018 lalu di Kuala Lumpur, Malaysia. Atas kemenangan tersebut, mereka berhak tampil di ajang Imagine Cup global di kantor pusat Microsoft di Redmond, Washington, Amerika Serikat. Selain bisa berinteraksi dengan dewan juri secara langsung, kesempatan yang didapat oleh BeeHIve Drone ini juga dimanfaatkan untuk mendapatkan perhatian dari media-media internasional.? "Kita harap ini (solusi drone untuk pertanian) juga dilirik oleh media internasional, jadi ada engagement dan membuka peluang kerja sama," kata Albertus Gian, CEO BeeHive Drone.?? Solusi efisien bagi petani? BeeHive Drone yang berlaga di Microsoft Imagine Cup 2018 ini dirancang untuk mengerjakan tugas petani sehari-hari lewat aplikasi ponsel. ? Tugas yang bisa dilakukan BeeHive Drone, antara lain pengecekan dan analisis tanaman hingga penyiraman air, pupuk, atau pestisida. ? Para mahasiswa ini merancang agar drone "diparkir" di stasiun drone yang berada di tengah-tengah kawasan pertanian. ? Para petani atau pemilik sawah bisa mendaftarkan sawah mereka di aplikasi mobile, memilih layanan perawatan, dan membayar layanan itu lewat aplikasi yang sama. ? Setelah terkonfirmasi, drone ini akan terbang tanpa perlu awak untuk mengontrolnya ke sawah yang memesan layanan. ? Dalam hitung-hitungan para mahasiswa ini, petani menghabiskan sekitar Rp 1.000.000 per hektar untuk pestisida. Dengan solusi Beehive Drone, para petani diperkirakan bisa mengurangi biaya sebesar Rp 300.000, atau lebih hemat 30 persen.? Selain itu, drone ini bisa memangkas waktu yang biasanya butuh 1 jam untuk menyemprot 1 hektar lahan, hanya butuh waktu 30 menit.

Selengkapnya ...

Kampung di Sleman Ini Batasi Pengunaan Smartphone dan Motor

Tanggal: 20/07/2018

TRIBUNNEWS.COM,YOGYAKARTA  - Smartphone, sebuah benda elektronik yang sangatfamiliar, bahkan saat ini menjadi hal yang wajib dimiliki oleh sebagian besarmanusia.

Selengkapnya ...

Apple Dipecundangi Dominasi Samsung dan Xiaomi di India

Tanggal: 18/07/2018

Jakarta, CNN Indonesia -- Survei terbaru dariCounterpoint mengungkap Apple terbuktikesulitan memasarkan iPhone diIndia. Padahal India merupakan pasar ponsel pintar terbesar ketiga di duniadengan populasi lebih dari satu miliar orang.

Selengkapnya ...

UMP Gelar International Summer Course

Tanggal: 17/07/2018

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) melalui Kantor Urusan Internasional (KUI) bekerjasama dengan Stikes Gombong, menggelar International Summer Course 2018 (Kursus Musim Panas Internasional). Acara ini digelar selama dua pekan, mulai Senin (16/7) hingga 28 Juli 2018. ''Kegiatan kali ini mengambil tema kosmetik dan obat-obatan tradisional Indonesia. Tema ini sesuai dengan program UMP menjadi pengobatan tradisional sebagai program unggulan di Fakultas Kedokteran UMP,'' kata Wakil Rektor bidang pengembangan dan kerja sama UMP Dr Jebul Suroso, Senin (16/7). Dalam kursus tersebut, ada 10 mahasiswa asing yang ikut terlibat. Mereka berasal dari Thailand, Sudan, Afganistan, Jerman, Prancis. Koordinator International Summer Course Novi Haryanti, mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Kantor Urusan Internasional. ''Tahun ini International Summer Course tahun 2018 berkolaborasi dengan STIKes Muhammadiyah Gombong,'' ujar dia. Selama kegiatan, kata Novi, peserta program akan mendapatkan materi kursus tentang kosmetik dan pengobatan tradisional di Tanah Air, juga akan mengunjungi berapa lokasi tempat pembuatan jamu tradisional. Kegiatan tidak hanya dilaksanakan di Kota Purwokerto, tetapi juga di Kabupaten Purbalingga, Gombong, Yogyakarta. ''Kita juga melibatkan mahasiswa UMP dan mahasiswa STIKES Gombong. Mudah-mudahan, melalui acara ini kita bisa mengenalkan kearifan lokal budaya kita pada mahasiswa asing,'' kata dia.

Selengkapnya ...

‹ First  < 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 >  Last ›