NASA Bakal Bangun PLTN di Bulan Lancarkan Misi ke Mars

Tanggal: 27/06/2022

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Penerbangandan Antariksa AS (NASA) bekerja sama dengan Departemen Energi Amerika Serikat(DOE) berencana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) diBulan.

Kedua pihak disebut telah memilih tiga proposalkonsep desain untuk PLTN yang siap diluncurkan pada akhir dekade ini danakan didemonstrasikan di Bulan. Teknologi ini disebut akan menguntungkaneksplorasi masa depan di bawah payung misi Artemis.
Kontrak pun akan diberikan melalui DOE's IdahoNational Laboratory, masing-masing bernilai sekitar US$5 juta atau sekitar Rp74miliar. Kontrak tersebut bakal mendanai pengembangan konsep desain awal sistempembangkit listrik bertenaga 40 kilowatt yang direncanakan untuk bertahansetidaknya 10 tahun di bulan.
"Teknologi baru mendorong eksplorasi kami diBulan, Mars, dan sekitarnya," kata Jim Reuter, administrator asosiasiuntuk Direktorat Misi Teknologi Luar Angkasa NASA dikutip situs resminya.
"Mengembangkan desain awal ini akan membantukami meletakkan dasar untuk memperkuat kehadiran manusia jangka panjang kami didunia lain," lanjut dia.
Battelle Energy Alliance, kontraktor pengelola danpengoperasian Laboratorium Nasional Idaho, bakal memimpin pengembangan,evaluasi, dan pengadaan Permintaan Proposal yang disponsori oleh NASA. Labini akan memberikan kontrak 12 bulan kepada perusahaan-perusahaan untukmengembangkan desain awal.
Pada tahap pertama, NASA akan mengumpulkaninformasi penting dari industri yang dapat mengarah pada pengembangan bersamadari sistem tenaga fisi bersertifikat penerbangan penuh. Teknologitenaga permukaan fisi juga akan membantu sistem propulsi nuklir NASA yangmengandalkan reaktor untuk menghasilkan tenaga di mana sistem ini dapatdigunakan untuk misi eksplorasi luar angkasa.
Sementara itu, rencana membangun PLTN di Bulandianggap lebih aman karena permukaan bulan yang sebagian besar kosong danmenghindari banyak masalah efek nuklir.
Dikutip dari Space, Unit Inovasi PertahananAmerika Serikat (DIU) sebelumnya mengumumkan rencananya membangun PLTN diruang angkasa pada 2027 dengan mengumumkan kontrak dua prototipe, Ultra SafeNuclear dan Avalanche Energy, Mei lalu.
Prototipe itu disebut sebagai generasi berikutnyadari propulsi nuklir dan kemampuan daya untuk pesawat ruang angkasa kecil yangakan beroperasi di ruang cislunar (Bumi-Bulan). Propulsi merupakansistem penggerak setiap pesawat. Udara sebagai fluida kerja diakselerasikansistem, dan reaksi dari akselerasi atau percepatan ini menghasilkan gaya padasistem yang disebut thrust atau gaya dorong.
"Tujuan utamanya adalah untuk demonstrasipenerbangan orbital pada tahun 2027," kata pejabat DIU dalam sebuahpernyataan.  Rencana tersebut merupakan bagian dari fokus utamamiliter AS untuk misi cislunar dalam mengawasi kegiatan komersial danpemerintah yang akan meningkat dalam beberapa dekade mendatang. Termasukprogram Artemis pimpinan NASA yang berupaya menempatkan orang di Bulan.
"Sistem radioisotop 'generasi berikutnya' iniakan mampu meningkatkan tingkat daya 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengansistem plutonium, serta menyediakan lebih dari 1 juta kilowatt jam (kWh) energihanya dalam beberapa kilogram bahan bakar," kata DIU.
Fusi nuklir sendiri adalah sebuah reaksi di manadua inti atom bergabung membentuk satu atau lebih inti atom yang lebih besardan partikel subatom. Perbedaan dalam massa antara reaktan dan produkdimanifestasikan sebagai pelepasan energi dalam jumlah besar.

Sumber : CNN Indonesia

https://www.cnnindonesia.com/