Pekerjaan Bos-bos Perusahaan Teknologi Sebelum Kaya Raya Artikel ini telah tayang di Kompas.com den

Tanggal: 29/07/2019

KOMPAS.com - Siapa tak kenal Jeff Bezos? Pria gundul ini kini menjadi orang terkaya di dunia menggeser Bill Gates si empunya Microsoft. Pada Maret lalu Jeff Bezos tercatat memiliki kekayaan sebesar 131 miliar dollar AS atau setara Rp 1.830 triliun di mana kekayaan tersebut diperoleh dari situs yang ia dirikan, Amazon. Para petinggi perusahaan teknologi memang kerap mengisi jajaran orang terkaya di dunia. Bahkan menurut Forbes, lima dari sepuluh orang terkaya di dunia pada tahun 2019 ini adalah petinggi perusahaan teknologi. Selain Jeff Bezos, ada pula nama Bill Gates, Mark Zuckerberg (Facebook), hingga Larry Page (Google). Meski demikian, tak semua bos teknologi memiliki masa lalu yang indah. Tak sedikit dari mereka yang memulai karier dari tingkat terbawah. Berikut ini, adalah pekerjaan-pekerjaan yang dilakoni sejumlah bos perusahaan teknologi sebelum mereka kaya raya, yang dirangkum KompasTekno dari Gadgetsnow, Kamis (25/7/2019).

Richard Branson

Richard Branson saat ini dikenal sebagai pendiri Virgin Group. Ia kini telah memiliki lebih dari 360 perusahaan dibawah bendera Virgin Group tersebut. Sejak awal Richard Branson memang telah menggeluti dunia bisnis. Pada usia 16 tahun, ia mendirikan sebuah majalah bernama Student sebagai bisnis pertamanya.

Jeff Bezos

Jeff Bezos saat ini tercatat sebagai orang terkaya di dunia versi Forbes. Namun perjalanannya untuk mendapat predikat ini ternyata tak mudah. Bezos diketahui pernah bekerja di restoran cepat saji McDonalds ketika ia masih remaja. Kala itu ia dibayar sebesar 2,69 dollar per jam atau sekitar Rp 37.000.

Michael Dell

Mudah ditebak siapakah Michael Dell. Sesuai dengan namanya, ia adalah pendiri Dell yang menjadi salah satu perusahaan komputer paling menguntungkan. Ia juga pernah tercatat sebagai salah satu orang terkaya versi Forbes pada 2005 silam. Meski demikian, saat berusia 12 tahun Michael Dell ternyata pernah menjadi seorang pencuci piring di sebuah restoran makanan China.

Evan Spiegel

Sejak 2012 Evan Spiegel merancang aplikasi Snapchat sebagai proyek kuliahnya. Snapchat pun ternyata memiliki basis penggemar yang besar dan semakin berkembang sampai sekarang. Ia pun kini menjabat sebagai CEO Snapchat. Namun ternyata jauh hari sebelum menjadi CEO, ia pernah bekerja tanpa dibayar di perusahaan minuman energi Red Bull.

Travis Kalanick

Meski Uber kerap menuai kontroversi di sejumlah negara, perusahaan aplikasi transportasi ini membuat kantong pendirinya, Travis Kalanick menjadi semakin tebal. Sebelum ia mendirikan dan menjadi CEO Uber, Travis ternyata memulai kariernya sebagai salesman yang berjualan dari pintu ke pintu pelanggan lain.

Elon Musk

Jika Anda pecinta teknologi, tentu Anda tahu siapa Elon Musk. Ia kerap dijuluki sebagai "Iron Man" dunia nyata karena kemiripannya dengan karakter Tony Stark. Sebelum mendirikan Tesla, sejak kecil ia ternyata sudah berkutat dengan bisnis teknologi. Pada usia 12 tahun Elon Musk pernah menjual kode sebuah video game berjudul Blastard.

Jack Dorsey

Jack Dorsey dikenal sebagai pendiri sekaligus CEO media sosial Twitter. Ia pun masuk dalam jajaran miliarder muda versi Forbes. Sebelum menjadi milarder, Dorsey juga bekerja sebagai pengembang web profesional. Uniknya, ia mengaku bahwa dirinya pernah meretas server perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai pengembang web.

Larry Ellison

Nama Larry Ellison mungkin cukup asing di telinga Anda. Ia adalah salah satu pendiri dan CEO dari Oracle Corporation. Sejak awal ia memang memiliki bakat dalam bidang matematika sehingga bakat tersebut menuntunnya untuk menjadi seorang programmer. Pekerjaan pertamanya adalah seorang programmer profesional. Ia juga pernah bekerja di Amdahl Corporation dan Ampex Corporation yang bertugas untuk membuat aplikasi basis data.

Kevin Systrom

Pengguna Instagram harusnya tau siapa dia. Ia adalah CEO sekaligus pencipta Instagram yang kini menjadi media sosial yang tengah naik daun. Sebelum menciptakan Instagram, ia ternyata bekerja di sebuah toko musik. Di sana, ia bekerja sebagai pramuniaga di toko tersebut.

Eric Schmidt

Eric Schmidt pernah menjabat posisi tinggi di sejumlah perusahaan teknologi ternama. Ia pernah menjadi dewan direktur Apple dan menjabat sebagai pimpinan eksekutif di Google. Sebelum menetapkan dirinya sebagai salah satu orang berpengaruh di Google, Eric pernah bekerja di Zilog yakni sebuah perusahaan yang membuat chip untuk konsol seperti Nintendo dan Sega.