Perlunya Belajar Etika dalam Interaksi Online di Jejaring Sosial

Tanggal: 10/11/2016

BeritaTeknologi.com

Jejaring sosial kini tak hanya dikenal sebagai lokasi untuk eksis di dunia online. Jejaring sosial kini pun bisa digunakan untuk berbagai tujuan. Tak jarang, berkat jejaring sosial, kampanye sosial pun bisa dilaksanakan dengan sukses. Namun sayangnya, tak sedikit pula yang mendapatkan imbas buruk dari meningkatnya penggunaan jejaring sosial ini.

Menilik fenomena penggunaan jejaring sosial di Indonesia, ada cukup banyak kasus yang memperlihatkan bagaimana etika yang kurang diperhatikan oleh para pengguna jejaring sosial di Indonesia. Contoh kasus yang terbaru adalah bagaimana seorang anggota kepolisian yang mendapatkan cibiran dan cemooh dari para netizen tanah air. Banjir cemoohan dan cibiran itu terjadi karena polisi tersebut menuliskan kata-kata yang tak pantas kepada salah seorang pengguna Facebook.

Dan kasus seperti ini pun bukan pertama kalinya terjadi. Beberapa kasus serupa pernah pula menimpa pengguna jejaring sosial lainnya. Intinya, etika saat berinteraksi di jejaring sosial sangat kurang diperhatikan oleh para pengguna internet di Indonesia. Terlebih saat ini jejaring sosial memberikan kebebasan untuk bisa berinteraksi dengan orang yang benar-benar asing dan tidak kita kenal sebelumnya. Penggiat jejaring sosial, Nukman Luthfie pernah mengatakan kalau seorang pengguna internet harus mempunyai batas-batas yang jelas saat berinteraksi di sosial media. Batas-batas yang dimaksudnya tersebut adalah adanya aturan hukum yang bisa memberikan sanksi untuk mereka yang tidak mengindahkan aturan selama berinteraksi di jejaring sosial. Lebih lanjut, Nukman mengatakan kalau sosial media adalah sebuah ruang publik. Dan seperti halnya ketika berinteraksi di ruang publik di dunia nyata, pengguna sosial media juga tidak bisa bicara sembarangan. Terlebih mengeluarkan umpatan dan kata-kata yang dapat menyakiti perasaan orang lain. (BHK)