Alquran & Sains Jelaskan Bentuk Asli Bumi

Tanggal: 30/11/2016

CALIFORNIA - Bentuk Bumi yang bulat atau datar menjadi perdebatan yang tampaknya masih terjadi hingga saat ini. Menurut Alquran, bentuk Bumi yang sebenarnya telah disebutkan pada Alquran Surah Az-Zumar ayat 5. "Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun," bunyi Surah Az-Zumar ayat 5. berdasarkan pada ijma ulama Ibnu Taimiyyah, telah terjadi kesepakatan bahwa ulama menafsirkan ayat tersebut bahwa Bumi itu bulat. "Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa langit itu seperti bola. Demikian pula mereka telah bersepakat bahwa bumi ini dengan seluruh pergerakannya baik itu daratan maupun lautan seperti bola," menurut ijma ulama Ibnu Taimiyyah. Ijma merupakan suatu metode yang dipakai oleh para ulama untuk mencapai kesepakatan berdasarkan Alquran dan Hadits dalam menetapkan suatu hukum atau perkara yang terjadi. Ilmuwan muslim, Al Biruni menegaskan bahwa Bumi itu berbentuk bulat. Disebutkan bahwa ia telah berjasa menuliskan risalah tentang planisphere dan armillary sphere (bola dunia). Website infoastronomy melaporkan, pada usia 17, Al Biruni menghitung posisi lintang bujur dari Kath, Khwarizm dengan metode tinggi Matahari. Al Biruni memecahkan persamaan geodesi kompleks untuk menghitung jari-jari Bumi. Ilmuwan muslim ini juga mendapatkan angka sekitar 6339,9 kilometer, hanya berselisih 16,8 kilometer dari nilai modern yaitu 6356,7 kilometer. Sementara pada usia 22 tahun, Al Biruni sudah menulis sejumlah karya ilmiah, termasuk tentang proyeksi peta, penggunaan sistem koordinat 3D–Cartesian dan transformasinya ke sistem koordinat polar. Setelah membaca banyak data hasil pengamatannya, Al Biruni meyakini bahwa Bumi ini bulat, berputar pada porosnya sehari satu kali dan beredar mengelilingi Matahari satu tahun sekali. Ini hal yang bertentangan dengan pendapat umum pada saat itu, namun diyakini Al Biruni paling dekat dengan data-data empiris.

(ahl)

Sumber : techno.okezone.com