Berita

Kecerdasan Buatan Bisa Deteksi Corona hingga Kanker

Tanggal: 13/03/2020

Jakarta, CNN Indonesia -- Kecerdasan buatan (artificial intellegence/ AI) diprediksi akan berperan penting dalam diagnosa penyakit. Berbagai penelitian telah memprediksi kecerdasan buatan bisa mendiagnosis bahwa seseorang bakal terkena kanker, jauh sebelum penyakit mematikan itu datang. AI juga diprediksi mampu melakukan pendeteksian virus Corona (Covid-19). Prediksi tersebut diwujudkan oleh Alibaba yang mengklaim memiliki sistem kecerdasan buatan  yang dapat mendeteksi virus corona alias Covid-19. Alibaba mengaku alat itu dapat mendeteksi Covid-19 dalam hitungan detik dengan akurasi mencapai 96 persen. Sistem AI yang dibangun oleh Alibaba memanfaatkan CT scan untuk mendeteksi Covid-19. Berbeda dengan manusia yang membutuhkan waktu 15 menit, sistem AI Alibaba hanya membutuhkan waktu 20 detik untuk mendiagnosis ratusan gambar CT scan, seperti dilansir The Next Web. Laporan Inventure mengatakan AI bisa mendiagnosis bahwa seseorang bisa terkena kanker dari jauh-jauh hari. Oleh karena itu berbagai upaya pencegahan bisa dilakukan, katakan 10 atau 20 tahun sebelum kanker terjadi. Inilah yang disebut predictive care.  Beragam wearables dan sensors nantinya akan diimplan di dalam tubuh manusia sehingga bisa memonitor fungsi setiap organ tubuh dalam 24 jam. Begitu penyimpangan terjadi, predictive analytics AI akan mampu mengetahui risiko penyakit yang bakal muncul di masa depan. Sepuluh tahun ke depan kerjasama dokter dan mesin AI untuk mendiagnosis dan mengobati akan menjadi mainstream dan fenomena keseharian. Bahkan akan datang masanya, di mana dokter harus berkonsultasi dengan dokter. Jika dokter tidak berkonsultasi dengan AI maka itu bisa dianggap malpraktik. Laporan secara garis besar membagi AI ke dalam tiga kelompok, yakni  Narrow Intelligence (ANI), Arficial General Intelligence (AGI), dan Arficial Super Intelligence (ASI). ANI mengacu kepada kemampuan AI untuk melakukan pekerjaan tunggal seperti Siri memahami omongan manusia atau Deep Blue bisa mengalahkan grand master Garry Kasparov dalam bermain catur. AGI mengacu pada kemampuan AI yang mampu mengerjakan seluruh pekerjaan inteligensi manusia. Sementara ASI adalah ketika AI mampu mengungguli kecerdasan manusia. Dekade 2020an adalah era kejayaan ANI dimana pekerjaan-pekerjaan manusia bakal tergantikan oleh mesin AI. McKinsey (2017) memprediksi hingga tahun 2030 setidaknya 800 juta pekerjaan yang sudah obsolet akan "dibunuh" oleh otomasi AI. Sementara pada dekade 2030an akan mengarah ke era AGI dimana kemampuan AI akan setara dengan kemampuan kepintaran manusia seperti dikatakan oleh Ray Kurzweil, seorang futurist AI terkemuka.  Kruzweil memprediksi komputer akan memiliki kepintaran manusia pada 2029.  

Selengkapnya ...

Tangkal Corona, Pemilik Disarankan Rajin Bersihkan Ponsel

Tanggal: 13/03/2020

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilik ponsel disarankan membersihkan ponsel minimal satu kali sehari agar tak terinfeksi bakteri sampai virus corona yang dikabarkan sudah menjangkit dua warga Depok. Sebab menjaga kebersihan dianggap sebagai cara terbaik untuk melawan penyebaran virus corona. Beberapa bakteri kemungkinan bersarang di ponsel, seperti E.Coli, Staphylococcus aureus hingga Streptococcus. Bahkan bukan hal mustahil apabila bakteri Corona juga bersarang di ponsel. Berikut beberapa tips agar pengguna bisa membersihkan dan meminimalisir jumlah bakteri dari ponsel.

Selengkapnya ...

Isu Privasi, 98,59 Persen Saham Aplikasi Grindr Bakal Dijual

Tanggal: 13/03/2020

Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan teknologi asal China, Beijing Kunlun Tech, menawarkan aplikasi kencan miliknya, Grindr, seharga US$608 juta (sekitar Rp8,63 triliun). Perusahaan tersebut berencana menjual 98,59 persen saham di Grindr ke San Vicente Acquisition, sebuah perusahaan induk yang berbasis di negara bagian Delaware, Amerika Serikat. Dikutip dari AFP, Sabtu (7/3), Beijing Kunlun memutuskan menjual aplikasi kencan khusus kalangan LGBT karena mendapat tekanan dari otoritas AS yang khawatir soal penyalahgunaan data para pengguna. Sejumlah pejabat keamanan nasional di Washington khawatir platform itu disalahgunakan pemerintah China untuk memeras orang Amerika dengan izin keamanan pemerintah. Beijing Kunlun Tech sebelumnya membeli saham mayoritas Grindr pada 2016 dan membeli saham tersisa dua tahun kemudian dengan total uang US$254 juta. Penjualan saham itu menunggu persetujuan dari komite AS yang berwenang meninjau transaksi yang melibatkan investasi asing. Grindr sebelumnya dituduh melakukan pengelolaan data yang tidak benar di bawah kepemilikan Beijing Kunlun. Aplikasi itu disebut telah melanggar peraturan privasi Uni Eropa dengan membagikan data GPS, usia, dan jenis kelamin penggunanya kepada perusahaan pihak ketiga untuk membantu pencapaian target iklan mereka. Organisasi nirlaba yang dibiayai pemerintah, Dewan Konsumen Norwegia (NCC), dalam laporannya berjudul 'Out of Control' menyebut pembagian data ini secara implisit mengungkapkan orientasi seksual pengguna. Hal itu ditemukan berdasarkan penelitian atas penggunaan data pribadi oleh 10 aplikasi populer. Kesimpulannya, industri periklanan "secara sistematis melanggar hukum". "Setiap kali Anda membuka aplikasi seperti Grindr, jaringan iklan mendapatkan lokasi GPS Anda, pengidentifikasi perangkat, dan bahkan fakta bahwa Anda menggunakan aplikasi kencan gay," kata aktivis Max Schrems dalam sebuah pernyataan NCC. "Ini adalah pelanggaran serius terhadap Hak Privasi Uni Eropa," cetusnya. Sementara, pihak Beijing Kunlun Tech sendiri, kepada The New York Times, masih enggan berkomentar dengan dalih belum membaca laporan itu.

Selengkapnya ...

Cegah Penyadapan, Pejabat Disebut Perlu Aplikasi Khusus

Tanggal: 13/03/2020

Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti keamanan siber menyarankan agar Indonesia perlu membuat aplikasi hingga teknologi keamanan buatan Indonesia untuk mengamankan pejabat tinggi negara dari serangan-serangan spyware yang bisa menyadap rahasia negara dan mengancam keamanan nasional. Pengamanan pejabat tinggi negara ini termasuk presiden, wakil presiden, hingga para menteri. Territory Channel Manager Kaspersky SEA, Donny Koesmandarin mengatakan pembangunan aplikasi hingga keamanan ini sebaiknya tidak melibatkan pihak ketiga, khususnya dari luar negeri untuk menghindari eksploitasi dari pihak luar. Sebab ilmu keamanan data menganut konsep ketidakpercayaan. "Kalau perlu atau tidak, ya perlu [aplikasi & keamanan]. Tidak ada yang bisa dipercaya kalau keamanan. Harus paranoid semua apa pun harus hati-hati," kata Donny kepada awak media di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/2). Bagi Donny, pemerintah Indonesia harus mampu membuat sebuah aplikasi yang bisa dikontrol sepenuhnya oleh Indonesia. Aplikasi tersebut juga bisa dipantau oleh pemerintah Indonesia untuk terus meninjau keamanan komunikasi pejabat tinggi negara. "Dengan berjalannya waktu kita sudah sudah siap untuk itu," kata Donny. Salah satu spyware yang menjadi momok para pejabat negara adalah Pegasus. Sebab, malware ini kerap digunakan untuk membobol perangkat orang penting lewat aplikasi pesan instan WhatsApp. Malware ini pula yang menyusup ke ponsel Jamal Khashoggi, jurnalis incaran Arab Saudi yang akhirnya dibunuh di kedutaan Saudi. Malware ini pula yang berhasil membobol ponsel bos Amazon, Jeff Bezos. Pegasus adalah spyware yang bisa meretas ponsel korban dengan cara menelepon atau mengirimkan file lewat WhatsApp. Sebelumnya, pengamat keamanan siber dari Vaksin.com Alfons Tanujaya mengatakan presiden, wakil presiden, dan para menteri masuk kategori VIP yang harus memiliki pengamanan spesial. "Soal potensi pejabat Indonesia diretas itu saya setuju. Memang pejabat penting di Indonesia, presiden, menteri dan pejabat dengan posisi penting harus diamankan dengan baik dan itu tugas Badan Siber dan Sandi Negara atau Badan Intelijen Negara (BIN)," ujar Alfons beberapa waktu lalu. (jnp/eks)

Selengkapnya ...

‹ First  < 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 >  Last ›